REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Aktivitas Gunung Slamet di perbatasan Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes, dan Tegal, kembali meningkat.
Pengamat gunung api di Pos Pengamatan Gunung Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi, menyebutkan sepanjang Senin (30/6) hingga Selasa (1/7), aktivitas di gunung Slamet memang terjadi peningkatan.
"Namun sampai sekarang statusnya masih Waspada atau level II," jelasnya, Selasa (1/7).
Dia menyebutkan, peningkatan aktivitas ini ditandai dengan beberapa kali terjadi semburan material lava pijar. Letusan juga disertai hembusan abu, asap tebal dan gempa tremor. Sepanjang
Senin malam hingga Selasa dinihari, lontaran letusan abu terjadi sebanyak 14 kali mencapai ketinggian 300-1400 meter.
"Selain itu, kami juga memantau terjadi beberapa kali gempa getaran dan tiga kali lontaran sinar api setinggi 300-1400 meter dari kawah Gunung Slamet," katanya. Bahkan dua getaran yang terjadi dirasakan cukup kuat, sehingga bisa dirasakan warga yang bermukim di lereng dan kaki Gunung Slamet.
Berdasarkan data di kantor tersebut, selama Senin malam hingga Selasa dinihari, terjadi 169 kali gempa hembusan dan 21 kali gempa letusan. Selain itu, juga terjadi dua kali gempa vulkanik B dan satu kali Gempa Vulkanik A dan satu kali gempa tektonik lokal dan tiga kali gempa tremor.
Terkait kondisi ini, Sukedi menyatakan, status Gunung Slamet masih tetap Waspada. Sejak diturunkan dari status Siaga (level III) menjadi Waspada 12 Mei lalu, status Gunung Slamet belum mengalami perubahan lagi.
"Untuk itu tetap kami tegaskan bahwa radius aman tetap dalam radius 2 kilometer dari puncak. Untuk itu, pendakian juga masih ditutup," ungkapnya.