REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah merek obat batuk yang mengandung dextromethorphan tunggal masih ditemui di sebagian besar apotek di Metro Atom Plaza Pasar baru, Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan Republika, Selasa (1/7), beberapa merek obat batuk yang cukup dikenal masih dijual bebas di sini.
Ujang, penjaga apotek Manjur Jaya di lantai 1 mengaku meski masih menjual, ia pernah mendapatkan himbauan untuk tidak menjual obat batuk yang mengandung dextromethorphan.
"Ada himbauan, tapi udah lama. Tapi ada beberapa yang ditarik, katanya dari pabriknya emang udah ditarik," kata Ujang kepada Republika, Selasa (1/7).
Beberapa pemilik apotek bahkan mengaku tidak mengetahui adanya larangan tersebut. Salah satunya adalah Ami, pemilik apotek Mujur Jaya. "Belum tahu, belum ada himbauan. Aku malah baru nambah selusin kemarin," kata Ami.
Menurut Ami, seharusnya dari pihak pabrik dan distributor yang harus memberhentikan produksi dan menarik obat batuk tersebut. Ia bahkan menyebutkan nama distributor tempat ia mengambil obat-obatan.
Pernyataan Ami diamini oleh Ko Akian, pemilik apotek Sumber Rejeki. Ia mengaku malah ditawari untuk membeli obat batuk yang mengandung zat yang sudah dianggap ilegal tersebut. "Dua hari yang lalu salesnya malah nawarin," ujarnya.
Berbeda dengan beberapa rekannya yang mengaku tidak mendapatkan himbauan, Hadi, pemilik apotek Maju Jaya mengakui sudah mendapat daftar obat batuk yang tidak boleh lagi dijual. "Bulan Mei ada dikasih list gitu. Cuma ada beberapa merek, sama dibilangin obat yang mengandung itu," ungkap Hadi.
Mengenai beberapa merek obat batuk yang masih ia jual, salah satu karyawan Hadi mengatakan hanya menjual sisa barang yang masih ada. "Udah nggak ambil lagi dari distributor. Itu ngabisin stok aja," ujar perempuan yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.
Republika pun bertemu dengan petugas dari salah satu merek obat batuk yang juga datang ke apotek Maju Jaya. Petugas bernama Firmansyah tersebut mengaku datang untuk menarik obat batuk produksi perusahaannya.
"Kita tukar sama varian yang beda. Ini kan batuk berdahak, kita kasih yang tidak berdahak yang nggak ada dextronya," jelas Firmansyah. Ia mengaku telah mendatangi apotek-apotek di Jakarta sejak Senin (30/6) kemarin.