REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Pedagang petasan musiman saat bulan suci Ramadan menjamur di sejumlah titik di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dan kebanyakan memanfaatkan lapak sekitar masjid, pasar tradisonal, kawasan pertokoan dan pusat-pusat perbelanjaan.
Pantauan di Kendari, Senin (30/6) malam, seperti dikemukakan pedagang kaki lima Hendro (21), petasan yang dijual dimaksudkan sebagai sekadar hiburan bagi anak-anak dan para remaja setelah shalat Tarawih.
"Kami menyarankan kepada anak-anak atau pembeli agar tidak meledakan petasan saat shalat Tarawih karena mengganggu kenyamanan," kata Hendro.
Harga penjualan petasan bervariasi antara Rp 4.000 hingga Rp 35.000-an per paket atau disesuaikan dengan merk dan model.
Misalnya, petasan merk telur naga dijual Rp 4.000 per bungkus, merk Pluto Rp 35.000 dan merk gempita Rp 75.000 per paket.
Pengecer petasan lainnya, Ardi (19) mengaku petasan miliknya adalah stok lama namun masih aktif. "Petasan stok lama pak. Dijual untuk pengembalian modal," katanya.
Kapolres Kendari AKBP Anjar Wicaksana mengatakan kepolisian memantau penjualan petasan karena dapat memicu keresahan warga. "Kalau petasan disalah manfaatkan pasti menimbulkan keluhan dari warga. Kalau dikeluhkan pasti ditiadakan," kata Kapolres Anjar.
Sehingga, pada waktu tertentu petugas akan melakukan razia terhadap penjualan petasan demi kenyamanan dan ketertiban pelaksanaan Ramadan.