Senin 30 Jun 2014 15:52 WIB

Psikolog: Ajarkan Nilai Positif Ramadhan pada Anak

Belajar mengaji.
Foto: Republika/Tahta Aidilla/c
Belajar mengaji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog dari Klinik Tumbuh Kembang Terpadu Pela 9 Wanda Anastasia Bawono menyarankan orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai positif Ramadhan agar anak merasa senang belajar berpuasa.

"Ceritakan kisah - kisah para rasul dan nabi, serta makna bulan Ramadhan. Berikan pemahaman yang baik, sehingga anak akan merasa nyaman dan tertarik melakukan puasa," kata Wanda Anastasia Bawono dihubungi di Jakarta, Senin.

Wanda mengatakan puasa sesungguhnya melatih kedisiplinan dan kejujuran anak. Anak dilatih disiplin untuk bangun dini hari untuk makan sahur dan jujur mengungkapkan bila tidak kuat menjalani puasa pada waktu yang telah disepakati bersama orang tua.

"Jadi anak tidak akan berbohong. Ajak anak menyepakati jam puasa yang akan ia jalani. Turuti apa yang ia sanggupi, jika ia bilang sampai pukul 10.00, maka Orangtua jangan memaksa untuk mengulur waktu yang telah disepakati tersebut," tuturnya.

Untuk lebih menanamkan nilai-nilai positif Ramadhan pada anak, orang tua juga bisa mengajak anak untuk shalat tarawih, mengaji bersama, bersedekah atau berbuka dengan anak-anak yatim.

Terkait waktu yang tepat untuk mengajarkan berpuasa, Wanda mengatakan orang tua dapat mengajarkan anak berpuasa bila sudah siap secara fisik dan mental tanpa ada paksaan dan dilakukan secara bertahap.

"Dari hadist yang pernah saya baca, anak dapat mulai dilatih berpuasa saat berusia enam hingga tujuh tahun. Dari segi kesehatan, tidak ada patokan baku kapan seorang anak mulai mampu berpuasa," katanya.

Menurut Wanda, staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unpad Bandung Prof dr Dedi Soebardja Sp.A mengatakan seorang anak dapat mulai dilatih berpuasa sejak mengetahui mana yang boleh dan tidak, serta mulai bisa bersosialisasi.

Biasanya, kemampuan itu dicapai anak saat berusia enam atau tujuh tahun. Selain itu, Wanda mengatakan latihan puasa dapat dilakukan ketika anak telah melewati masa balita.

"Mengingat pertumbuhan otak yang optimal berlangsung selama masa balita, latihan puasa mulai dapat diterapkan ketika anak telah melewati periode tersebut," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement