Senin 30 Jun 2014 13:50 WIB

Penerimaan Siswa Baru SMA/K Hadapi Sejumlah Masalah

Rep: C80/ Red: Julkifli Marbun
Siswa SMP
Foto: Republika/Yasin Habibi
Siswa SMP

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Penerimaan siswa baru untuk tingkat SMA maupun SMK sudah di mulai sejak tanggal 25 Juni untuk jalur Domisili. Sedangkan untuk jalur umum dimulai hari ini hingga tanggal 2 Juli. Beberapa masalah pun ditemui oleh beberapa orang tua murid yang hendak mendaftarkan anaknya ke sekolah favorit.

Ani (37 tahun), contohnya, dirinya mengalami masalah saat hendak mendaftarkan anaknya ke SMA 10 Cipondoh. Ia mengatakan tidak bisa mendaftarkan anak disekolah tersebut karena kehabisan kuota.

"Anak saya enggak kebagian kursi. Katanya kuota udah habis buat warga kelurahan di deket-deket situ," katanya saat ditemui Republika di SMK 3 kota Tangerang, Senin (30/6).

Ani mengatakan dirinya terpaksa mendaftarkan anaknya ke SMK 3 karena itulah sekolah yang paling terjangkau. Padahal dirinya tinggal tidak jauh dari kecamatan Cipondoh.

Sama halnya dengan Ani, Udi Haryanto (49), mengatakan dirinya telah mengantri sejak pagi untuk bisa mendaftarkan anaknya di SMA pilihan.

"Dari setengah tujuh saya ngantri. Ini jam setengah sebelas belum dapat juga," katanya saat sedang menunggu antrian di SMA 2 kota Tangerang.

Udi mengatakan penumpukan antrian disebabkan oleh sistem pendaftaran yang menjadikan satu tempat untuk melakukan pendaftaran terhadap tiga sekolah negeri sekaligus yaitu SMA 2, 7, 10.

Syaeful (38), salah seorang panitia penerimaan Siswa Baru di SMA 2 Tangerang mengatakan, pihaknya kewalahan menampung ratusan siswa yang hendak mendaftarkan diri lewat jalur Domisili.

"Pusing kita, kemarin pas jalur Domisili itu membludak pesertanya. Padahal kuota yang di berikan cuma 99 kursi. Tapi yang mendaftar mencapai 600 orang," katanya saat diwawancarai di SMA 2 kota Tangerang, Senin.

Untuk jalur umum sendiri kondisinya tidak jauh berbeda. Syaeful menuturkan calon siswa yang mendaftar sudah mencapai lebih dari 450 orang. Padahal ini baru hari pertama pembukaan pendaftaran, masih ada dua hari lagi.

Syaeful juga menambahkan apabila calon siswa yang tidak diterima di salah satu sekolah negeri. Maka calon siswa tersebut tidak dapat mendaftarkan diri di sekolah negeri lainnya. Untuk SMA 2 sendiri memiliki kuota sebanyak 352 kursi untuk rombel sebanyak 11 kelas dengan tiap kelas 32 orang.

Permasalahan lain juga akibat adanya program rayonisasi yang di lakukan oleh pemerintah Kota. Untuk SMA sendiri rayonisasi memiliki sistem 30 persen untuk domisili. 60 persen untuk umum dan sisanya untuk siswa berprestasi.

Sedangkan untuk SMK sendiri memiliki kuota 60 persen untuk domisili, 20 persen untuk prestasi sedangkan untuk umum diberikan 5 persen saja.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang, jumlah lulusan tingkat SMP dari sekolah negeri dan swasta tahun ini ada sebanyak 24.716 murid. Namun kuota kursi untuk SMA/SMK negeri sekitar 6.000 murid dari jumlah sekolah 15 SMA dan 9 SMK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement