REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Makassar, mengeluarkan larangan kepada siswa agar tidak menggelar acara "sahur on the road" selama Bulan Ramadhan.
"Kami imbau agar selama bulan puasa ini, anak-anakku tidak menggelar aksi sahur on the road, itu semua semata-mata demi keamanan kita bersama," ujar Kepala Disdikbud Makassar, Mahmud DM di Makassar, Sabtu (28/6).
Ia mengatakan, kegiatan sahur on the road yang biasanya dilaksanakan setiap bulan Ramadhan oleh beberapa kalangan masyarakat dianggapnya sebagai hal yang positif jika kegiatan itu langsung ke panti asuhan.
Tetapi kegiatan sahur on the road yang dilakukan oleh kumpulan organisasi-organisasi maupun lainnya itu dengan hanya konvoi di subuh hari itu dinilainya tidak membawa manfaat.
"Sahur on the road di panti asuhan itu bagus, tetapi kalau hanya kumpul-kumpul, sahur terus habis itu pawai keliling. Kegiatan seperti itu sebaiknya tidak usah dilakukan, lebih baik menghabiskan waktu bersama keluarga," katanya.
Bukan cuma itu, maraknya aksi kekerasan di jalan raya menjadi salah satu alasan sehingga semua pelajar di Makassar dilarang untuk menggelar sahur on the road itu.
Karena kekerasan yang dilakukan oleh kelompok remaja atau biasa disebut geng motor itu sudah di luar batas karena korban-korbannya sudah banyak yang berjatuhan dan tidak sedikit yang meninggal dunia karena diserang oleh kelompok geng motor itu.
Selain itu, para orang tua juga diminta untuk lebih aktif memperhatikan kegiatan anak-anaknya karena memberikan izin mengikuti kegiatan di malam maupun subuh hari itu dinilainya sangat rawan.
"Para orang tua sebaiknya mengawasi anak-anaknya dan jangan terlalu memberikan kebebasan mengikuti kegiatan di malam hari maupun subuh seperti sahur on the road itu," ucapnya.