REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Sebanyak 200 orang guru dari semua jenjang pendidikan di Kota Jayapura, Papua, mengikuti pelatihan operator komputer berbasis website.
"Pelatihan ini sebenarnya dilakukan unntuk meningkatkan kompetensi operator sekolah pada semua jenjang pendidikan yang berbasis website," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Jayapura, Robert Johan Betaubun di Jayapura, Papua, Kamis.
Pelatihan tersebut dilaksanakan di Aula SMK Negeri 2 Jayapura yang dikuti 200 guru pengelola website dari masing-masing sekolah ada semua jenjang pendidikan di Kota jayapura selama beberapa hari ke depan.
"Kegiatan ini merupakan langkah preventif terhadap kendala-kendala yang dihadapi Dinas Pendidikan dalam memberikan pelayanan prima kepada guru-guru di Kota Jayapura," katanya.
Selama 10 tahun sudah dilaksanakan program yang berbasis teknologi informasi mulai dari Kementrian Pendidikan hingga diimplementasikan sampai ke dinas-dinas Pendidikan di berbagai daerah.
Tetapi, ada saja kendala yang dihadapi dalam memberikan pelayanan, seperti dengan diberlakukannya peraturan dimana semua proses untuk tunjangan guru itu harus melalui program "Dapodik dan Bagimu Negeri."
Program Dapodik dan Bagimu Negeri itu, kata mantan Kepala Sekolah SMA PGRI Kota Jayapura itu, mewajibkan semua operator untuk mengakses data-data guru ke Kemendikbud.
Hanya saja upaya tersebut belum maksimal sehingga muncul permasalahan seperti keterlambatan pembayaran dana sertifikasi.
"Hal ini terjadi karena pengelola website di masing-masing satuan pendidikan tidak berperan baik. Pelatihan inilah salah satu cara untuk menjawab kendala itu," katanya.
Untuk tahun ini, lanjut Robert, guru-guru di Kota Jayapura pada periode Maret, setelah dilakukan konfirmasi dengan Kemendikbud, untuk program Dapodik dari sekolah-sekolah tidak mencapai 10 persen yang masuk ke kementrian. Hanya 25 orang guru yang berhak menerima sertifikasi.
Untuk itu, pihaknya berharap melalui kegiatan pelatihan tersebut pengelola di sekolah-sekolah harus berperan mengakses data guru yang sudah bersertifikasi ke Kemendikbud, termasuk memasukkan data terkini terkait perkembang sekolah.
"Hal positif lainnya adalah dinas bisa melihat perkembangan sekolah, baik informasi bulanan, maupun tentang gurunya. Jadi jika ada guru yang tidak ikuti pelatihan ini sangat disayangkan sekali," katanya.