REPUBLIKA.CO.ID, MANADo -- Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Djouhari Kansil meminta agar pedagang jangan sampai menimbun kebutuhan pokok jelang Ramadhan 1435 Hijriah.
"Saat ini, stok kebutuhan pokok aman dan cukup, jadi jangan sampai pedagang melakukan penimbunan sehingga terjadi kekurangan pasokan di pasaran karena otomatis berdampak kenaikan harga barang," kata Djouhari di Manado, Kamis.
Sekali lagi, pemerinta mengingatkan pengusaha dan pedagang tidak menyimpan stok kebutuhan pokok karena jika kedapatan akan dikenakan sanksi.
"Saya akan memberikan sanksi tegas, bagi pedagang yang nakal dan seenaknya menaikkan harga jelang perayaan Ramadhan," katanya tegas.
Ramadhan jangan ada pedagang atau grosir di Sulut yang berniat menimbun sembakonya demi meraup keuntungan.
"Karena kebutuhan masyarakat lebih banyak lantaran persiapan Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri. Jangan sampai menaikan harga terlampau tinggi hingga mencekik masyarakat," katanya.
Pihak Disperindag bersama tim akan melakukan Sidak (inspeksi mendadak) ke pasar untuk melakukan pemantauan mengenai harga dan bahan pokok.
Ia mengatakan dari pantauan sementara ini jumlah sembako dinilai mencukupi kebutuhan masyarakat hingga lebaran mendatang. Sebab, dari sejumlah pedagang memiliki stok cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebulan ke depan.
Disperindag Sulut akan terus melakukan pemantauan kebutuhan bakan pokok bagi masyarakat ke seluruh kecamatan. Sehingga nantinya tidak ada gejolak dalam kebutuhan sembako di tengah masyarakat menjelang puasa dan lebaran mendatang.
"Pendistribusian bahan kebutuhan pokok sehari-hari hendaknya terus dilakukan terutama di kecamatan, sehingga pedagang di pedalaman maupun kawasan pesisir tidak mengalami kesulitan menjual kepada masyarakat," katanya.
Kebutuhan sembako di Sulut sangat normal dan tidak ada kenaikan berarti, meski pada bulan suci Ramadan. Sebab, masyarakat sudah memperkirakan kebutuhan yang diperlukan selama bulan suci Ramadan tersebut.