Rabu 25 Jun 2014 21:33 WIB

Investasi Pertambangan Harus Sejahterakan Warga MBD

Pertambangan (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pertambangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Wakil Bupati Maluku Barat Daya (MBD), Johanis Letelay menegaskan, investasi di bidang pertambangan dalam skala besar harus menyejahterakan masyarakat di kabupaten yang berbatasan dengan negara tetangga Australia dan Timor Leste tersebut.

"Pemkab MBD berkepentingan melindungi investasi yang dilakukan para pengusaha dalam dan luar negeri, termasuk di bidang pertambangan, tetapi harus memberikan dampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat di wilayah ini," katanya, saat memimpin pertemuan evaluasi teknis studi kelayakan pertambangan di Pulau Romang, di Ambon, Rabu.

Dia menegaskan, berdasarkan hasil survei geologi yang dilakukan berbagai pihak potensi pertambangan di kabupaten yang berbatasan dengan dua negara tetangga tersebut sangatlah besar dan menjanjikan baik untuk kesejahteraan masyarakat maupun untuk pembangunan daerah tersebut di masa mendatang.

Dia mencontohkan saat ini terdapat 63 ijin pertambangan yang telah dikeluarkan pemerintah daerah pusat dan daerah kepada sejumlah perusahaan untuk melakukan eksplorasi berbagai potensi pertambangan baik emas, minyak bumi, tembaga, nikel maupun material ikutan lainnya di kabupaten tersebut.

"Tetapi kami menyadari kondisi geografis dan letak kabupaten MBD yang jauh dan belum didukung sarana dan prasarana perhubungan yang memadai, membuat investor dalam dan luar negeri masih enggan untuk berinvestasi di sana," katanya.

Karena itu, dia memandang aktivitas pertambangan emas dan mineral ikutan lainnya yang dilakukan perusahaan patungan PT Gemala Borneo Utama (GBU) di Pulau Romang, perlu ditunjang dan didukung oleh pemerintah dan masyarakat Maluku Barat Daya.

Apalagi PT GBU merupakan salah satu perusahaan yang serius berinvestasi di kabupaten tersebut sejak tahun 2008 dan saat ini memasuki tahapan studi kelayakan guna memastikan kegiatan operasi produksi yang dijadwalkan akan berlangsung tahun 2015 mendatang.

Dia menegaskan, keseriusan perusahaan untuk berinvestasi di daerah tersebut perlu mendapat dukungan semua kelompok kepentingan di MBD, mengingat anak perusahaan Robust Resources Limited, perusahaan tambang yang tercatat di Bursa Australia tersebut sangat agresif melakukan kegiatan eksplorasi dalam tiga tahun terakhir, termasuk menyelesaian seluruh dokumen perijinan yang wajib dipenuhi.

Jika perusahaan segera memulai kegiatan konstruksi dan produksi di tahun mendatang, maka akan berdampak besar terhadap kesejahteraan masyarakat, penurunan angka kemiskinan yang masih tinggi serta penyerapan tenaga kerja baru dalam skala besar, katanya.

Senada dengan Wakil Bupati Johanis Letelay, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Investasi Setda Maluku, Sidik Sangadji yang juga menghadiri pertemuan tersebut, juga berharap investasi perusahaan pertambangan tersebut dapat dilindungi dan didukung.

"Investasi di bidang pertambangan tidaklah murah dan tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Karena itu komitmen perusahaan untuk berinvestasi dengan benar dan bersungguh-sungguh harus mendapat dukungan semua pihak," katanya.

Dia berharap kehadiran perusahaan tersebut di kabupaten yang masih tergolong tertinggal tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya demi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah di masa mendatang.

"Ini investasi skala besar yang akan memberi dampak besar bagi penyerapan tenaga kerja, terutama masyarakat lokal, sekaligus menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan yang terjadi saat ini di MBD," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement