REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sedikitnya lima negara terbanyak sebagai pembeli aneka barang perhiasan dan permata buatan perajin Bali, yakni Singapura, Australia, Hong Kong, Amerika Serikat, dan Belanda.
"Para pebisnis negara itu mengimpor perhiasan berniilai seni buatan perajin Bali untuk diperdagangkan kembali di negerinya," kata Wayan Subandi, perajin di bengkel kerjanya di pusat kerajinan perak Sukawati, Kabupaten Gianyar, Rabu (25/6).
Masyarakat internasional yang melakukan perjalanan wisata yang ingin mengoleksi perhiasan buatan perajin Bali bisa mendapatkannya di Singapura dan Hong Kong sebabagi kota dagang internasional.
Pengusaha dari kedua negara itu paling gencar memesan barang perhiasan berupa gelang, giwang, kalung, dan bros yang bercirikan khas Bali, ujar Wayan Subandi, pengusaha aneka kerajinan perak di kawasan wisata Sukawati itu.
Importir asal Singapura, Australia, dan Hong Kong paling banyak membeli aneka barang perhiasan berbahan baku perak dan emas buatan perajin Bali untuk dijual kembali kepada wisatawan mancanegara yang singgah di negeri itu.
Konsumen luar negeri tertarik membeli aneka perhiasan perak cukup mampir di toko-toko di kota pariwisata tersebut sebab penggusaha Pulau Dewata hamppir setiap bulan mengirim barang dagangannya ke pasar ekspor.
Oleh sebab itu, mereka yang belum sempat ke Bali bisa membelinya di Singapura maupun Hong Kong karena perajin Bali kreatif mengembangkan rancang bangun (desain) sesuai dengan perkembangan zaman.
Pengusaha asal Australia misalnya jika menginginkan aneka barang perhiasan perak, kata dia, cukup mengirimkan desain lewat internet, kemudian diminta supaya dipadukan dengan kearifan lokal sehingga kelihatan unik dan antik.
Cara permintaan barang seperti itu sudah sering dilakukan pengusaha di luar negeri, baik itu dari Singapura, Hong Kong, Belanda, maupun Amerika Serikat, tutur Made Wijaya, pengusaha perhiasan perak lainnya di kawasan Sukawati.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat pengusaha Singapura sebagai pembeli perhiasan Bali terbanyak, yakni sekitar 29,99 persen, menyusul Australia 16,08 persen, Hong Kong 12,46 persen, Amerika Serikat 12,19 persen, dan Belanda 8,84 persen.
Nilai ekspor perhiasan dan permata Bali selama Maret 2014 mencapai 6,1 juta dolar AS bertambah hingga 26 persen jika dibandingkan periode bulan sebelumnya hanya seharga 4,8 juta dolar.