Selasa 24 Jun 2014 20:54 WIB

Survei: Prabowo-Hatta Tegas

Rep: Erdy Nasrul / Red: Esthi Maharani
Calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto (kiri) dan calon presiden nomor urut dua Joko Widodo (kanan) berjabat tangan jelang debat di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Ahad (22/6).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto (kiri) dan calon presiden nomor urut dua Joko Widodo (kanan) berjabat tangan jelang debat di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Ahad (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Political Communication (Polcomm) Institute menyatakan pasangan Prabowo-Hatta, diharapkan memimpin Indonesia dengan tegas, integritas yang kuat, visioner, memiliki konsep serta kerangka kerja yang jelas. Pasangan ini dinilai mampu membawa perubahan bagi Indonesia.

"Prabowo-Hatta Rajasa mampu mengembalikan kedaulatan bangsa di kancah internasional," ujar Peneliti Senior PolcoMM Institute, Afdhal Makkuraga Putra, di Jakarta, Selasa (24/6).

Ia menambahkan, alasan responden kenapa memilih Prabowo-Hatta karena sosok yang tegas 8,3 persen, pandai 5,9 persen, visi misi yang bagus 5,7 persen, jujur 4,3 persen dan merakyat serta taat beragama 4,2 persen.

Sedangkan responden yang memberikan suara untuk Jokowi-Jusuf Kalla, menaruh harapan negeri ini membutuhkan pemimpin yang sederhana, merakyat, mengutamakan kerja, memiliki bukti dan kerja nyata, kreatif dan inovatif serta merepresentasikan wong cilik.

"Responden merasa bahwa mereka terwakili dengan karakter Jokowi yang berasal dari bawah," kata Afdhal.

Masyarakat menilai pasangan ini merakyat 9,3 persen, jujur 8,7 persen, sederhana 8,2 persen dan tidak korupsi 6,1 persen.

Afdhal menambahkan, sebanyak 89,7 persen sudah menentukan dan tahu pasangan capres-cawapres yang akan dipilih 9 Juli 2014. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan 8,5 persen dan yang merahasiakan pilihannya 1,8 persen.

Survei ini menunjukkan responden menyatakan bahwa mereka sudah tahu rekam jejak pasangan capres-cawapres sebesar 80 persen. Hanya tahu nama 17,9 persen. Belum tahu rekam jejak capres-cawapres 1,8 persen. Tidak tahu sama sekali rekam jejak capres-cawapres 0,3 persen.

Survei itu digelar pada 16-20 Juni 2014, dengan metode multistage random sampling, melibatkan 1200 responden yang tersebar di 33 provinsi. Penelitian dilakukan dengan wawancara langsung tatap muka, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin error 3,1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement