REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), mencatat ada 5.000 pecandu dan pemakai narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di Kota Surabaya selama tahun 2013.
Kepala BNN Kota Surabaya, AKBP Debora Djihartin mengatakan, persentase pecandu narkoba di Indonesia masih di angka 2,2 persen. Sementara di Kota Surabaya, kecenderungan pecandu maupun pemakai narkoba di Kota Surabaya terus meningkat.
“Selama tahun 2013 saja ada 5.000 orang pecandu narkoba di Surabaya,” ujarnya saat di Surabaya, Selasa (24/6). Itu belum ditambah dengan kasus penderita maupun pemakai baru barang haram itu di tahun 2014.
Debora mengatakan, selama periode Januari hingga Mei 2014, BNN Kota Surabaya telah melakukan penelitian tes air kencing (urine) dengan sampel nya adalah 400 siswa-siswi dari 10 sekolah di Surabaya. Dari 10 sekolah tersebut, delapan sekolah menegah atas (SMA)/sekolah menengah kejuruan (SMK) dan dua sekolah menengah pertama (SMP). Dari penelitian yang pihaknya lakukan dengan metode acak, ditemukan fakta bahwa ada 41 pelajar yang positif mengkonsumsi narkoba.
“Artinya ada 10 persen dari 400 pelajar itu yang memakainya. Itu cukup rawan dan ini sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Penyebab para pelajar ini terjerumus untuk memakai narkoba mayoritas karena pengaruh salah pergaulan. Dia mencontohkan, berdasarkan hasil survei dan fakta di lapangan, bahkan ada anak sekolah dasar (SD) yang menjadi korban karena salah pergaulan dengan teman yang usianya lebih tua yang ternyata pengguna. Selain itu, masalah keluarga juga jadi faktor penyebab.
“Karenanya, para orang tua juga harus ikut berperan aktif menanggulangi masalah ini,” ujarnya.