REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Guru besar Endokrinologi dari Fakultas Kedokteran UI Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo mengatakan, Indonesia menduduki rangking enam dunia berdasarkan penderita diabetesnya.
"Namun kalau di Asia Tenggara, diabetes di Indonesia menduduki rangking satu. Jadi Indonesia tertinggi di Asia Tenggara," kata Pradana, Senin, (23/6).
Peningkatan penderita diabetes, ujar Pradana, disebabkan oleh naiknya tingkat perekonomian sehingga terjadi perubahan gaya hidup. Akibatnya resiko diabetes meningkat.
"Asupan jumlah kalori meningkat sesuai dengan meningkatnya penghasilan. Penggunaan teknologi membuat juga membuat orang kurang melakukan aktivitas fisik,"kata Pradana.
Dulu, ujar Pradana, di kampungnya orang-orang pergi ke sawah jalan kaki atau naik sepeda. "Sekarang saya pulang kampung, motor-motor sampai ke ladang, mesin penggilingan padi juga bisa didatangkan sampai ke depan rumah, sehingga aktivitas fisik berkurang," ujarnya.
Kemajuan teknologi, terang Pradana, membuat orang kurang gerak. Peningkatan konsumsi energi karbohidrat dan lemak meningkat sehingga pendeita diabetes juga makin meningkat.
Menjelang Ramadhan, ujar Pradana, banyak penderita diabetes yang ingin ikut menyambutnya dengan ikut puasa. Namun penderita diabetes harus berhati-hati saat berpuasa, dan selalu berupaya melihat kondisinya.
Terdapat aplikasi untuk android "Ramadan Diabetes and Me" yang bisa diinstal oleh penderita diabetes untuk mengontrol diabetesnya. Aplikasi ini mendorong pasien melakukan konsultasi atas penyakitnya selama bulan puasa.
Dalam aplikasi tersebut, kata Pradana, bisa dimonitor bagaimana kondisi diabetes. "Jadi pasien bisa mengkonsultasikan ke dokter tentang kondisinya, apakah puasa tetap bisa dilakukan namun harus dengan treatment seperti apa," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika