Selasa 24 Jun 2014 11:37 WIB

IKOHI Konsolidasi Nasional Pencarian Aktivis Hilang

KPU Dilaporkan ke Bawaslu Aktivis Koalisi Melawan Lupa bersama Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, Senin (23/6).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
KPU Dilaporkan ke Bawaslu Aktivis Koalisi Melawan Lupa bersama Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, Senin (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) akan menggelar konsolidasi nasional sebagai upaya pencarian 13 aktivis yang hilang sejak 1997-1998.

"Konsolidasi Nasional akan digelar pada 24-26 Juni 2014," kata Ketua IKOHI Mugiyanto di Jakarta, Selasa.

Mugiyanto mengatakan Konsolidasi Nasional membicarakan upaya yang akan dilakukan untuk mencari aktivis pro demokrasi diduga korban penculikan.

Konsolidasi Nasional menghadirkan perwakilan Asian Federation Against Disappearances (AFAD) Carolisa Peteros, Ketua Koalisi Melawan Lupa Hendardi, mantan Danpuspom TNI Mayjen (Purn) Syamsul Djalal.

"Testimoni dari anak korban antara lain anak Widji Thukul, anak Yadin Muhidin," ujar Mugiyanto.

Mugiyanto mengungkapkan IKOHI telah membawa persoalan hak asasi manusia (HAM) sejak 1998 namun kandas karena Indonesia belum meratifikasi Statuta Roma bahkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) juga tak bisa berbuat banyak.

Mugiyanto membantah konsolidasi isu pelanggaran HAM tidak terkait dengan agenda Pemilihan Presiden yang akan digelar 9 Juli 2014.

"Perjuangan kami sejak 1998, selama 16 tahun terakhir, dari masa pemerintahan BJ Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Soekarnoputri hingga Susilo Bambang Yudhoyono," tegas Mugiyanto.

Ia menambahkan konsolidasi nasional tidak hanya membahas dugaan penculikan 1997 - 1998 namun kasus pelanggaran HAM sebelumnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement