REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu daerah yang dianggap ‘rawan’ kekerasan pada anak di Jakarta adalah Kecamatan Tambora. Kecamatan ini merupakan kecamatan terpadat se-Asia Tenggara. Luas wilayah Kecamatan Tambora yang sangat terbatas dihuni oleh penduduk yang sangat besar sebanyak 276.691 jiwa dengan kepadatan 51.239 jiwa/km²;
Hal ini menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan dan meningkatnya Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Menurut Dokter Sahabatku, Dr Dedi, anak telantar, anak nakal, pelacuran, pengemis, gelandangan, waria, korban narkoba, eks-napi, lansia telantar, fakir miskin, penyandang cacat dan anak jalanan di Tambora sudah menjadi pemandangan sehari-hari.
“Akibatnya, pemandangan tersebut menjadi suatu hal yang lumrah. Instansi setempat pun hanya berfokus pada pengentasan ekonomi. Sementara kasus kekerasan terhadap anak seakan tidak ada,”kata Dedi dalam siaran persnya yang diterima ROL, Senin (23/6). Di daerah ini, Dedi sempat menangani salah satu anak korban kekerasan seksual di Tambora.
Sekretaris KPAI Erlinda mengatakan, perlu komitmen berkesinambungan dari seluruh pihak, terutama dalam hal pelibatan masyarakat khususnya orangtua. Kegiatan Aku Mandiri ini, kata dia, adalah salah satu cara untuk mengedukasi keluarga dengan penyampaian materi yang halus dan menyenangkan.
“Penguatan terhadap keluarga sangat dibutuhkan, namun jangan sampai menggurui. Kegiatan ini jadi salah satu aksi yang sedikit banyaknya dapat mengedukasi mereka. Ini juga sebagai reminding agar pemerintah turut aktif,”kata dia.