Senin 23 Jun 2014 22:19 WIB

ACT Gelar Program Dongeng Massal Seribu Anak “Aku Mandiri”

Kak Seto mendongeng untuk anak-anak
Foto: Istimewa
Kak Seto mendongeng untuk anak-anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Akhir tahun 2013, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) membawa kabar duka. Sebanyak 3.023 kasus pelanggaran hak anak terjadi di Indonesia. Sekitar 58 persennya merupakan kasus kejahatan seksual terhadap anak. Kabar menyedihkan ini semakin mengemuka setelah banyaknya kasus pelecehan anak yang terjadi di tahun 2014.

Selama periode Januari hingga April 2014 ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 622 laporan kasus kekerasan terhadap anak. Sebagai lembaga kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menaruh perhatian besar terhadap fenomena ini. Untuk itu, ACT yang menggelar program Global Child Care bersama KPAI, Dokter Sahabatku, dan pemerhati anak Kak Seto Mulyadi berkolaborasi dalam program Aku Mandiri “Anak Mampu Menjaga Diri”.

Director ACT, Nurman Priatna mengungkapkan, kata mandiri selama ini masih diimplementasikan secara ambigu. Kata mandiri hanya diimplementasikan hanya untuk aktivitas dasar anak. Padahal, mandiri bisa dimaknai dengan bagaimana kepahaman dan kesiapan anak minimal untuk menjaga dirinya baik fisik maupun mental. Mandiri diartikan bagaimana anak menjaga diri dari segala macam kejahatan yang akan menyerangnya.

“Kami ingin memberi makna baru bahwa mandiri bukan hanya aktivitas dasar anak, tapi juga anak mampu menjaga dirinya,”kata dia dalam siaran persnya kepada ROL, Senin (23/6).

Vice President ACT M. Insan N mengatakan, program ini merupakan salah satu cara mengurangi dampak risiko semakin dasyatnya problem sosial anak-anak dan menjadikan anak serta orangtua memahami bahaya yang mengancam masa depan mereka.

“Anak-anak dapat melakukan cegah dini terhadap semua bentuk eksploitasi atas nama anak-anak dan membangun percaya diri juga kesadaran menjaga dirinya. Orangtua juga memahami bahaya yang mengancam anak-anak mereka,”kata dia.

Program Aku Mandiri ini, kata dia, disampaikan dengan cara roadshow mendongeng secara massal di depan seribu anak-anak di kota-kota besar seluruh Indonesia. Program ini menjadi sebuah gerakan anak-anak Indonesia mencegah dan menghadapi bahaya eksploitasi dan kekerasan pada anak dengan materi komunikasi yang menyenangkan.

Materi komunikasi berbentuk dongeng dan kartun mengenai pendidikan seks sejak dini. Program ini diharapkan menjadi sebuah gerakan anak-anak Indonesia mencegah dan menghadapi bahaya eksploitasi dan kekerasan pada anak-anak. Program ini juga jadi salah satu cara mengedukasi khalayak luas mengenai problematika sosial pada anak.

“Acara ini akan diadakan di  lima kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Jogjakarta Medan, Surabaya dan Makasar,”kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement