REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan PBB untuk urusan Pengungsi (UNHCR) menyebut perpindahan manusia telah mencapai angka lebih dari 50 juta jiwa di seluruh dunia sejak Perang Dunia II.
Komisioner Tinggi Badan PBB untuk urusan Pengungsi (UNHCR) Antonio Guterres dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Ahad (22/6), mengatakan yang dilihat saat ini adalah dampak besar dan harga mahal yang muncul ketika perang tidak kunjung berakhir, ketika konflik gagal diselesaikan dan dicegah.
Menurut dia tingkat perdamaian saat ini sedang dalam berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Upaya kemanusiaan dapat membantu meringankan apa yang sedang terjadi, tetapi yang sangat vital dibutuhkan adalah solusi politik.
Tanpa hal tersebut, ia mengatakan skala konflik dan yang tercermin dalam angka-angka dalam laporan tersebut akan semakin mengkhawatirkan.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jumlah orang yang terpaksa berpindah atau mengungsi secara global yang kini telah mencapai 51,2 juta jiwa menunjukkan tingginya jumlah masyarakat yang membutuhkan bantuan dan berimplikasi kepada bantuan luar negeri dari negara-negara donor serta kemampuan penyerapan dan penerimaan negara-negara yang berada di garis depan krisis kepengungsian.
Ia mengatakan komunitas internasional harus mengatasi perbedaan yang ada dan menemukan solusi untuk konflik di Sudan Selatan, Syria, Republik Afrika Tengah dan lain-lain.
Donor-donor nontradisional perlu bertindak berdampingan dengan donor-donor tradisional. Karena, menurut dia, jumlah orang yang mengungsi hari ini setara dengan seluruh populasi di negara-negara menengah hingga besar seperti Kolombia atau Spanyol, Afrika Selatan atau Korea Selatan.
Lebih lanjut, ia mengatakan laporan yang diluncurkan oleh Badan PBB untuk urusan Pengungsi (UNHCR) menunjukkan bahwa jumlah pengungsi, pencari suaka dan pengungsi internal di seluruh dunia, untuk pertama kalinya sejak akhir era Perang Dunia II, telah melebihi 50 juta orang.
Laporan tahunan UNHCR, Global Trends Report atau Laporan Tren Global yang berdasarkan pada data-data dari pemerintah, mitra organisasi nonpemerintah serta dari data UNHCR sendiri menunjukkan sebanyak 51,2 juta orang terpaksa mengungsi perakhir tahun 2013, atau bertambah sekitar enam juta orang dibandingkan data pada tahun2012 yang dilaporkan mencapai sebanyak 45,2 juta orang.
Perang Syria pada akhir tahun lalu telah mengakibatkan sebanyak 2,5 juta penduduk mengungsi ke negara lain dan mengakibatkan sebanyak 6,5 juta lainnya terpaksa menjadi pengungsi internal. Perpindahan besar juga terlihat di Afrika, terutama di Republik Afrika Tengah dan di Sudan Selatan pada penghujung tahun 2013.