Ahad 22 Jun 2014 18:08 WIB

Jepang Mencontoh Model Pembinaan Lansia di Indonesia

Sejumlah Lansia memainkan pertunjukan alat musik tradisional angklung dalam peringatan hari lanjut Usia nasional (HLUN) ke-XVIII di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (18/6).(Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sejumlah Lansia memainkan pertunjukan alat musik tradisional angklung dalam peringatan hari lanjut Usia nasional (HLUN) ke-XVIII di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (18/6).(Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID,  PEKANBARU -- Deputi KS-PK BKKBN Pusat, Dr Sudibyo Alimoeso MA, mengatakan Indonesia menjadi contoh bagi Pemerintah Jepang dalam membina Lanjut Usia (Lansia) sesuai program Bina Keluarga Lansia (BKL) yang dinilai peduli dan baik dalam memperlakukan orang tua tersebut karena di negara mereka justru Lansia hidup sendirian.

"Pemerintah Jepang telah mengirimkan delegasinya ke beberapa tempat di Indonesia antara lain ke Yoyakarta untuk mencontoh model pembinaan Lansia yang tangguh di Indonesia, dan ini merupakan penghargaan sehingga kita harus bangga karena telah ditiru,"kata Sudibyo Alimoeso di dalam kunjungan kerjanya ke Pekanbaru, Riau, Ahad (22/6).

Menurut Sudibyo, Jepang tertarik mencontoh model program Bina Keluarga Lansia (BKL) BKKBN yang mengutamakan Lansia untuk bisa hidup bersama --bermanfaat-- dengan lingkungan dan teman-teman seusia mereka.

Kini, katanya menyebutkan, jumlah lansia di Indonesia mencapai 21 juta jiwa, atau hampir sama dengan jumlah balita Indonesia tercatat sebanyak 24 juta jiwa. "Lansia sebanyak itu, tetap menjadi kewajiban bagi pemerintah dalam menyelamatkan kesehatan dan kehidupan mereka yang sama halnya dengan balita," katanya.

Sementara itu di Yoyakarta sendiri, kini tercatat memiliki Lansia --batas usia 60 tahun ke atas-- itu lebih di atas 10 persen sehingga sering disebut sebagai salah satu provinsi Lansia.

Sedangkan kepedulian pemerintah terhadap Lansia cukup tinggi dengan menempatkan para orang tua tersebut sebagai subjek pembangunan dan posisi lansia kini sebesar 75 persen tercatat masih potensial atau berpartisipasi aktif pada lingkungannya.

"Kendati memang ada 25 persen lainnya Lansia yang berada dalam kondisi setengah potensial dan ada yang tidak lagi potensial yang justru menjadi tanggungan Kementrian Sosial," katanya.

Deputi KS-PK diagendakan berada di Riau selama dua hari yakni Senin (23/6) pencanangan TNI manunggal KB Kes di Kabupaten Siak, dan temu kader PLKB di Tualang, Kabupaten Kampar pada Selasa (24/6) dengan fokus meninjau bina keluarga balita dan lansia serta mensosialisasikan program 3B secara holistik dan integratif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement