REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Mengantisipasi dampak musim kemarau, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Semarang mulai ancang-ancang. Meski dampaknya belum sampai mengakibatkan terjadinya kekeringan lahan pertanian, dinas ini telah meminta para petani melakukan perubahan pola tanam.
“Untuk mendorong antisipasi ini, kami telah mengerahkan petugas penyuluh lapangan untuk membantu para petani,” ungkap Kepala Kepala Distanbunhut Kabupaten Semarang, Urip Triyogo, Ahad (22/6).
Urip menjelaskan, pihaknya mengimbau kepada para petani untuk tidak memaksakan diri menanam tanaman yang membutuhkan cadangan air yang banyak, terutama di kawasan lahan tadah hujan. Sebab kondisi cuaca sekarang masih sulit diprediksi dan cenderung tidak menentu akibat adanya curah hujan di atas normal. Kondisi ini justru dikhawatirkan akan menyebabkan serangan hama pada pertanian.
“Dengan masih adanya hujan di berbagai wilayah di Kabupaten Semarang, justru dikhawatirkan akan memicu serangan hama,” jelasnya.
Hal ini diamini oleh Kabid Pertanian, Distanbunhut Kabupaten Semarang, Fadjar Eko Prijono. Menurutnya, Kemarau akan mempengaruhi debit air irigasi di sejumlah wilayah di kabupaten Semarang.
Jika petani mulai kesulitan mendapatkan air dari irigasi, disarankan untuk menanam tanaman yang membutuhkan cukup air, seperti padi. “Kecuali petani menggunakan bibit padi Situ Bagendit,” jelasnya.
Pihaknya, lanjut Fadjar, sangat disarankan menanam tanaman yang tak banyak membutuhkan air, seperti palawija dan tanaman sejenisnya yang tidak perlu banyak air.