Jumat 20 Jun 2014 23:43 WIB

Presiden Diharapkan Perkuat Pendidikan Berbasis Kelautan

Sejumlah nelayan bersama keluarga menaiki kapal mengikuti prosesi Nadran Nelayan di lepas pantai Muara Karang, Jakarta, Selasa (10/6). Nadran merupakan upacara adat para nelayan di pesisir pantai utara Jawa, seperti Subang, Indramayu dan Cirebon yang bertu
Foto: Republika/ Wihdan
Sejumlah nelayan bersama keluarga menaiki kapal mengikuti prosesi Nadran Nelayan di lepas pantai Muara Karang, Jakarta, Selasa (10/6). Nadran merupakan upacara adat para nelayan di pesisir pantai utara Jawa, seperti Subang, Indramayu dan Cirebon yang bertu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih mendatang diharapkan dapat memperkuat pendidikan berbasis kelautan. Hal ini penting untuk memperkuat daya saing Indonesia di kawasan dan dunia. Terlebih akhir 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN akan resmi dimulai. 

Iman Sunario Ketua Yayasan Suluh Nuswantara Bhakti menjelaskan, sebagai negara dengan panjang garis pantai lebih dari 95 ribu kilometer persegi, sewajarnya kekuatan ekonomi Indonesia tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

"Namun, minimnya pendidikan berkarakter kelautan telah menyebabkan Indonesia nyaris tertinggal dari bangsa-bangsa lain," kata dia, Jumat (20/6).

Sesuai Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982), Indonesia mendapat pengakuan internasional sebagai negara kepulauan. Pasal 46 ayat (a) menyebut negara kepulauan sebagai negara yang seluruhnya terdiri atas satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.

Lebih lanjut, Pasal 49 ayat (2) kedaulatan ini (baca: negara kepulauan) meliputi ruang udara di atas perairan kepulauan, juga dasar laut dan tanah di bawahnya, dan sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya.

"Secara geografis, sosiologis, dan ideologis, maka masa depan Indonesia sungguh ada di laut. Namun, masa depan harus dijemput oleh generasi 'melek' kelautan," kata dia.

Oleh karena itu, tegas Iman, presiden ke depan harus mampu merealisasikan secara terencana dan konsisten program pendidikan pada semua jenis dan jenjang yang bertujuan menghasilkan generasi muda yang cerdas, berkarakter Indonesia, sadar kelautan, dan cinta laut.

Hal lain yang perlu didorong adalah program pendidikan kejuruan yang tidak hanya berorientasi pada kuantitas, tetapi juga menghasilkan tamatan yang berdaya saing karena kualitas dan produktivitas, dan minimal sepertiga di antaranya berbasis kelautan".

Untuk menjawab kepentingan memperkuat sumber daya manusia kelautan Indonesia, Yayasan Suluh Nuswantara Bakti akan menyelenggarakan diskusi publik bertema "Geografi dan Demografi Masyarakat Maritim" pada Sabtu, 21 Juni 2014, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.

Hadir sebagai pembicara Prof. Dr. Daud Aris Tanudirjo, Dr. Yudhi Latif, dan Prof. Dr. Frans Magnis Suseno SJ.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement