REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Menjelang bulan suci ramadhan, harga kebutuhan pokok di Jawa Barat mulai mengalami kenaikan. Salah satu komoditas yang kenaikan harganya signifikan adalah daging ayam. Normalnya, harga daging ayam per Kg sebesar Rp 24.000. Namun, saat ini harganya mencapai Rp. 32.000 per Kg. Untuk menstabilkan harga ayam, Pemprov Jabar akan menelusuri kenaikan harga tersebut.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, pemerintah provinsi akan menelusuri penyebab naiknya harga daging ayam. Sekaligus, akan memastikan pasokan serta harga bisa kembali stabil.
”Nanti kami lihat, mudah-mudahan persoalannya itu persoalan distribusi, persoalan transportasi, bukan persoalan suplai,'' ujar Heryawan kepada wartawan, Jumat (20/6).
Heryawan mengatakan, kalau kendalanya di suplai, berarti barangnya kurang. Tapi, kalau ternyata barangnya banyak dan cukup berarti tak masalah. Masalahnya, pasti di distribusi, kelancaran transportasi, atau mungkin juga dikhawatirkan ada penimbunan.
''Kalau ada penimbunan, akan kami telusuri siapa yang menimbun dan lain sebagainya. Insya Allah harga-harga akan kami pantau supaya stabil,” katanya.
Menurut Heryawan, memang ada kesepakatan antara Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan mengenai pembatasan harga maksimal anak ayam umur sehari atau //day old chick//. Sehingga, menyebabkan naiknya harga daging ayam.
Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengajukan surat permohonan pelepasan harga day old chick. Agar, harga tidak dibatasi namun tetap diawasi kestabilan antara pasokan dan permintaan pasar.