REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Direktur Utama PT Pusri Musthofa mengatakan, Ada tiga alasan pengadaan mengapa perusahaan pupuk ini harus punya kapal sendiri.
Alasan itu adalah antisipasi untuk menambah daya angkut karena kapal yang ada sudah berusia tua, tambahan produksi setelah selesai Pusri II B dan pendangkalan sungai Musi.
Menurut Musthofa, akibat pendangkalan PT Pusri harus kehilangan kesempatan (lost opportunity) mencapai 5 juta dolar per tahun atau sekitar Rp 60 miliar.
“Kehilangan ini akibat angkutan pupuk urea dan amoniak yang tidak optimal sebesar 4 juta dolar, dan amoniak 1,2 juta dolar. Jadi kita lost opprotunity sebesar 5 juta dolar per tahun," kata Musthofa.
Manajer proyek tim proyek pembangunan kapal SPUB (Self Propelled Urea Barge) Pusri Indonesia I A Priya Utama menjelaskan, kapal yang dibuat PT Anggrek Hitam mulai dikerjakan 22 Desember 2013, kini mulai mulai pelayaran perdana dari dermaga IV PT Pusri menuju pelabuhan PT Sentana Adidaya Pratama di Pelintung, Dumai.
Proses pembuatan kapal dikerjakan dalam waktu 18 bulan. Memiliki kapasitas desain sampai dengan 11.000 ton pada draf air laut setinggi 5,5 meter.
“Untuk meyakinkan kalkulasi desain PT Pusri bekerjasama dengan LPPM Institut Teknologi Surabaya atau ITS dan telah dilaksanakan hydrodynamic atau towing test di laboratorium Hydrodinamika Teknik Perkapalan ITS.
Keel laying atau peletakan lunas telah dilaksanakan pada tanggal 22 maret 2013 sekaligus merupakan tanggal resmi berdirinya kapal SPUB dengan nama Pusri Indonesia I dan nomor lambung kapal IMO 9711640,” katanya.
Spesifikasi umum KM PUSRI INDONESIA-I :
Panjang keseluruhan : Max. 134,0 m
Panjang di antara garis tegak : Abt. 129,1 m
Lebar : Abt. 26,6 m
Tinggi (tanpa kulit) : Abt. 11,0 m
Draft (air) : Max. 4,2 m
Payload pada draft air : 8.500 Ton
Draft (air laut) : Max. 5,5 m
Payload pada draft air laut : 11.000 Ton