REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jabar dan kabupaten/kota, menggelar rapat tingkat tinggi untuk membahas keterjangkauan harga barang dan jasa menjelang ramadhan. Hasilnya, pertemuan tersebut merekomendasikan beberapa strategi.
Menurut Pengarah Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Jabar, Dian Ediana Rae, untuk menjaga keterjangkauan harga barang dan jasa saat ramadhan, strategi yang pertama dilakukan adalah meningkatkan upaya pemantauan harga dan penyediaan stok bahan pangan. Yakni, dengan melakukan monotoring perkembangan harga, ketersedian stok, dan pasokan pasar baik secara on site maupun off site.
''Pemantauan harga harian terus dilakukan terutama pada H-7 hingga H+7 ramadhan dan H-7 Idul Fitri sampai H+7,'' katanya.
Selain itu, kata dia, pemantauan dan pengawasan intensif berbagai pihak dilakukan untuk mengantisipasi upaya penimbunan dan pengoplosan barang kebutuhan pokok. Kerja sama perdagangan dan distribusi antar wilayah, harus dilakukan untuk menjaga stok bahan pangan.
Bahkan, menurut Dian, kerja sama dengan produsen, supplier, retail maupun pedagang pengecer harus dilakukan. Agar, bahan pokok bisa tersedia dan terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, tak ada yang memperjual-belikan barang dagangan yang tak sesuai kadaluarsa, mengandung alkohol dan mengandung daging babi.
''Operasi pasar pun, akan dilakukan untuk komoditas yang terpantau mengalami kenaikan harga dan melebihi kewajaran,'' katanya.
Dikatakan Dian, penyelenggaraan pasar murah ramadhan pun akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Penyaluran Raskin pun, harus dipercepat. Akan dibentuk juga, pengaduan cepat tanggap untuk menampung laporan masyarakat terkait kelangkaan stok, ketidakstabilan harga, penimbunan komoditi, pengoplosan, kerusakan infrastruktur pendukung dan lainnya.
Menurut Dian, dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh timnya, diharapakan gejolak harga yang biasa terjadi selama ramadhan dan Idul Fitri bisa ditekan. Sehingga, perkembangan harga di Jabar, akan semakin stabil. Apalagi, kontribusi inflasi di Jabar cukup besar terhadap inflasi nasional yakni sebesar 18,5 persen.
''Upaya pengendalian inflasi di Jabar akan berdampak signifikan terhadap inflasi nasional menjelang ramadhan,'' katanya.