REPUBLIKA.CO.ID, SAPIT -- Banjir yang merendam sejumlah kawasan di Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mulai mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat setempat.
"Mana bisa karyawan kami bekerja kalau lantai halaman dan lantai rumah terendam banjir. Seharian sibuk mengamankan barang-barang agar tidak rusak terendam," kata Lutfi, warga Sampit, Ahad.
Pantauan di lapangan hingga Minggu malam, sejumlah kawasan masih terendam banjir. Di antaranya Jalan DI Pandjaitan, Christopel Mihing, Jalan Kopi dan kawasan lainnya yang letaknya cukup rendah dan menjadi langganan banjir saat hujan deras.
Jalan Achmad Yani juga terlihat masih terendam meski ketinggian air mulai turun dibanding saat Sabtu malam. Masyarakat yang melintas masih tetap harus berhati-hati, khususnya pengendara roda dua yang khawatir sepeda motor mereka mogok kalau kemasukan air.
Sejumlah warung dan rumah makan di Jalan MT Haryono juga terlihat tutup karena air merendam lantai di dalam ruangan dan baru mulai surut pada sore tadi sehingga tidak memungkinkan pemiliknya berjualan.
Dommy, warga Jalan DI Pandjaitan mengaku sangat terganggu karena banjir telah merendam rumahnya. Sepanjang hari sejak kemarin, keluarganya disibukkan dengan aktivitas mengamankan peralatan rumah tangga agar tidak terendam banjir.
Sampai Minggu malam, banjir masih merendam rumahnya. Untungnya posisi sebagian peralatan dan ranjang cukup tinggi sehingga masih bisa digunakan untuk tidur dan beristirahat.
"Tempat kami ini memang sering terendam banjir saat hujan deras, tapi yang terjadi saat ini sangat parah. Mudah-mudahan saja hujan tidak turun karena kalau hujan turun lagi maka banjirnya tambah parah karena posisi jalan lebih tinggi dari rumah-rumah di sini," sebut Dommy.
Masyarakat berharap pemerintah daerah kembali membenahi drainase yang ada karena terbukti belum mampu mengatasi banjir saat hujan deras. Jika drainase bisa berfungsi maksimal, setidaknya tidak sampai menyebabkan banjir yang parah.