Ahad 15 Jun 2014 20:16 WIB

Warga Bandarlampung Keluhkan Pelayanan PLN

PLN
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
PLN

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Warga Kota Bandarlampung keluhkan pelayanan PLN yang kerap melakukan pemadaman bergilir hingga membuat sejumlah alat elektronik rusak.

"Sudah hampir seminggu ini PLN melakukan pemadaman, dari pagi hingga sore hingga membuat aktivitas terganggu," kata Sri (46) warga Kelurahan Bumi Kedamaian, Bandarlampung, Ahad.

Dia mengatakan akibat pelayanan dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) selaku penyedia listrik sangatlah buruk, sebab membuat aktifitas terganggu. Sejumlah alat seperti penanak nasi dan mesin cuci, tidak bisa hidup tanpa ada listrik.

Bahkan alat elektronik lainnya sempat rusak, sebab PLN kerap kali melakukan pemadaman dua kali dalam hitungan detik.

"Televisi dan telepon genggam pun sempat rusak akibat pemadaman yang dilakukan oleh PLN," katanya.

Jika sudah rusak, apakah PLN akan menanggung biaya perbaikan. Seharusnya pelayanannya mulai diperbaiki, jika sering dilakukan pemadaman warga berhak meminta biaya listrik dipotong.

"Seharusnya biaya listrik dipotong atau bayar setengah, sebab sudah sebulan ini kerap mati lampung," kata dia.

Hal senada disampaikan Cipto (45) warga Kelurahan Tanjungbaru ini mengungkapkan warga harusnya membayar setangah dari tarif yang diberikan, itu sebagai bentuk ganti rugi dari PLN.

"Bukannya ganti rugi, PLN malah menaikan tarif listrik. Ini sudah kelewatan, menyengsarakan masyarakat," kata dia.

Ia mengungkapkan sejak sebulan PLN selalu tidak menepati janji, mereka mengatakan tidak akan ada pemdaman. Namun, kenyataannya selalu saja terjadi pemadaman sejara bergiliran.

Warga meminta PLN agar dapat memperbaiki pelayanan, bukan menaikan tarif.

"Warga hanya ingin pelayanan PLN lebih baik, bukan memburuk seperti saat ini," kata Darmaji (54).

Dia mengatakan sejak dulu alasannya selalu mesin yang rusak atau gardu listrik jebol. Kerusakan seperti itu seharusnya sudah tidak ada lagi, terlebih mendapat subsidi dari pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement