REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Nurul Falah Eddy Pariang mendorong masyarakat umum untuk memilih apotek yang ada apotekernya.
"Kalau ada apotekernya, pasien bisa mendapatkan informasi lebih dalam mengenai obat yang diresepkan untuknya. Kalau penjaga apotek hanya orang awam, maka pasien jarang mendapatkan informasi soal obat yang akan diminum,"kata Nurul di Jakarta, Sabtu (14/6).
Apotek itu, terang Nurul, berbeda dengan toko biasa karena harus dijaga oleh apoteker bukan orang awam. "Ini untuk memastikan pasien benar-benar paham efek dari obat yang diminumnya sehingga fungsi obat bisa maksimal,"terangnya.
Ciri utama apotek yang ada apotekernya, ujar Nurul, adalah apotek yang terdapat papan praktek apoteker. Sebenarnya apotek seperti ini sudah ada di seluruh Indonesia, tapi belum merata.
Apalagi, kata Nurul, kalau di kabupaten kota, jumlah apoteker sedikit, mereka juga menjadi PNS sehingga baru bisa melayani di apotek sore hari usai kerja. Sehingga siang hari apotek tidak ada apotekernya.
"Makanya IAI mendorong agar setiap apotek memiliki minimal satu apoteker yang praktek. Ini perlu dilakukan untuk mengoptimalkan layanan kepada pasien,"ujar Nurul.
Saat ini, terang Nurul, apoteker yang praktek sebanyak 65.000 orang. Namun yang teregistrasi baru 4.000 orang sebab ini masih sistem baru.