REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Jalan Pantura Indramayu-Cirebon, Jawa Barat, daerah rawan banjir dibeton untuk menghindari kerusakan akibat genangan air. "Sebagian jalan Pantura Indramayu-Cirebon yang merupakan daerah rawan banjir dibeton, supaya tahan genangan air," kata Sartono pengawasan perbaikan jalan di Indramayu, Jum'at (13/6).
Aspal dengan kondisi jalan Pantura labil dan dilintasi truk bermuatan berat, kata dia, tidak tahan lama terutama saat digenangi banjir, sehingga mudah berlubang. Sebabnya, perbaikan jalan dengan sistem beton hanya titik rawan banjir, jalur utama Pantura tahan tidak rutin diperbaiki.
Dikatakannya, perbaikan jalan butuh waktu dan anggaran tinggi, sehingga efesien dengan pola beton, meski pengerjaannya sulit dibandingkan dengan aspal.
Sementara it perbaikan jalur mudik dari arah Jakarta melintas Kabupaten Indramayu menuju Brebes, Jawa Tengah, terus dikebut. "Perbaikan jalan di jalur Pantura Kabupaten Indramayu hingga Kabupaten Brebes, terus dikebut diharapkan arus mudik jalan tersebut bisa digunakan," katanya.
Ia menuturkan, perbaikan jalan utama Pantura mengalami kesulitan akibat lubang cukup dalam, ditambah aspal sudah tidak layak pakai sehingga harus diangkat, setelah itu baru penambalan. Dikatakannya, pascaanjir jalur utama Pantura mulai Subang-Indramayu dan Cirebon rusak parah, butuh kesabaran dan ketelitian, kendalanya selain berlubang, banyak saluran air tertutup lumpur.
Lubang berdiameter sekitar 70 hingga 90 centi meter, kata dia, harus diratakan supaya jalan tidak kembali rusak, meski dikebut kualitas jalan tetap diperhatikan. Hardianto, pekerja perbaikan jalan mengaku, kejar target supaya arus mudik lebaran Idul Fitri jalan utama Pantura mulus, kerja sering lembur.
Biasanya perbaikan jalan hanya dikerjaan malam hari saat volume kendaraan menurun, kata dia, tetapi di Pantura harus 24 jam, supaya tercapai targetnya karena dikejar arus mudik dan balik.