Jumat 13 Jun 2014 07:00 WIB

KRL Semakin Sering Terlambat, Penumpang Mengeluh

Aktivitas penumpang kereta di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat  4/4).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Aktivitas penumpang kereta di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat 4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) mengeluhkan antrean KRL pascaperubahan jadwal kereta yang dimulai pada 1 Juni 2014.

"KRL Commuterline Jakarta - Bogor semakin sering terlambat sejak jadwal diganti. Tadi saja kita berhenti sampai setengah jam menunggu antrean kereta di Stasiun Manggarai," kata Iwan (35) di Stasiun Juanda, Jakarta, Kamis (12/6).

Sementara itu Oyes (40), penumpang asal Citayam, menambahkan perlunya perhatian serius dari pemerintah pada antrean KRL itu mengingat kejadian tersebut berlangsung hampir setiap hari dan menyebabkan ia terlambat bekerja.

KRL biasanya ditahan selama beberapa waktu sebelum memasuki stasiun-stasiun yang cukup sibuk, seperti Stasiun Gambir dan Stasiun Manggarai. Hal itu mengakibatkan waktu tempuh perjalanan KRL bertambah lama.

Menanggapi hal itu, Manager Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa mengatakan antrean KRL pascaperubahan jadwal 1 Juni memang tidak bisa dihindari karena jumlah perjalanan kereta yang bertambah.

"Saat ini perjalanan kereta meningkat menjadi 645 perjalanan dari sebelumnya 589 namun belum disertai penambahan infrastruktur, akibatnya terjadi semakin banyak antrean kereta di stasiun persinggahan seperti Manggarai," katanya.

Ditambah lagi, dia mencontohkan, peralatan seperti wesel (pengatur jalur kereta) tersambar petir maka terpaksa dilakukan pengalihan jalur sehingga arus kereta menjadi semakin terhambat. "Apalagi Indonesia belum memiliki peralatan anti petir yang canggih di semua stasiun untuk melindungi wesel," ujarnya.

PT KCJ menyikapi hal tersebut dengan terus mengadakan sosialisasi tentang keterbatasan dan lingkup kerja PT KCJ kepada para pelanggan, baik melalui media sosial ataupun bertatap muka langsung. "Dengan sosialisasi diharapkan masyarakat akan lebih mengerti dan bisa menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement