Kamis 12 Jun 2014 20:00 WIB

BKKBN: Akses Pornografi Terlalu Mudah

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Agung Sasongko
Pornografi
Foto: Antara
Pornografi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sudibyo Alimoeso mengatakan data 2012 menunjukkan 77 persen alasan anak melihat media pornografi adalah karena tidak sengaja. Berikutnya penasaran (9 persen), terpengaruh keisengan teman (4 persen), takut kuper (1 persen), dan lain-lain. Faktor ketidaksengajaan ini kemudian meningkat 84 persen hanya satu tahun kemudian.

"Ini berarti anak-anak remaja terlalu mudah mengakses berbagai media pornografi, terutama dari internet. Wajar saja jika Indonesia kini menjadi negara dengan persentase pernikahan usia muda tertinggi ke-37 di dunia dan kedua di ASEAN setelah Kamboja," ujar Sudibyo.

BKKBN kemudian aktif menyosialisasikan program Generasi Berencana (GenRe). GenRe akan menghindarkan remaja dari berbagai permasalahan, khususnya efek dari menikah diusia muda. Caranya pertama, melakukan promosi penundaan usia perkawinan. Sudibyo mencontohkan anak-anak perlu diingatkan kewajiban mereka untuk sekolah dan bekarya.

Kedua, penyediaan informasi kesehatan reproduksi yang luas, sehingga remaja tidak terjebak dalam aktivitas pornografi, narkoba, HIV/AIDS, dan kehamilan tak diinginkan. Ketiga, promosi merencanakan kehidupan bekeluarga dengan sebaik-baiknya, seperti kapan usia menikah ideal, kapan sebaiknya mempunyai anak dan berapa jumlah anaknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement