Kamis 12 Jun 2014 18:14 WIB

Jelang Puasa, Warga di Daerah Resah Peredaran Daging Babi

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Bilal Ramadhan
Daging babi dengan tulang (ilustrasi)
Foto: robertsboxedmeats.ca
Daging babi dengan tulang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG-- Warga Kabupaten Lampung Selatan, mulai resah dengan isu beredarnya daging sapi menjelang bulan Ramadhan, pada Kamis (12/6). Kabupaten di ujung Pulau Sumatera ini, beberapa kali mendapati penangkapan penyelundupan daging babi dari Sumatera tujuan Jakarta.

Isu beredarnya daging babi ilegal ini, berlangsung di pasar-pasar tradisional, maupun di tempat-tempat penjualan bakso. Menurut Karyono, warga Kalianda, isu daging babi mulai terdengar sejak beberapa kali tertangkap penyelundupan daging babi di Pelabuhan Bakauheni, beberapa kali selama tahun ini.

"Warga makin cemas, barangkali daging babi tersebut ada juga yang beredar di kabupaten ini. Soalnya, yang gagal sedikit, yang lolos mungkin banyak juga," kata pegawai swasta ini.

Para pedagang daging sapi di Pasar Kalianda juga meresahkan banyaknya konsumen yang khawatir membeli daging sapi. Setiap pembeli datang, kata dia, selalu menanyakan daging sapinya dioplos tidak. "Pembeli selalu bertanya campur daging babi tidak," ujarnya.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan, telah membentuk tim pengawasan, untuk memantau peredaran daging babi ilegal di wilayahnya. Sekretaris Kabupaten Lampung Selatan, Sutono, sudah menginstruksikan Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan untuk membentuk tim pemantau kebutuhan pokok.

"Senin depan tim mulai bekerja ke lapangan," kata Sutono. Tim yang terdiri berbagai instansi ini, kata dia, akan turun ke pasar-pasar tradisional dan pasar-pasar kampung, untuk mengecek keberadaan daging sapi yang dioplos dengan daging babi ilegal.

Saat turun ke lapangan, tim bekerja sama dengan aparat dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tim akan menindak jika pedagang atau siapa pun yang terbukti melakukan tindak pencampuran daging babi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement