REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sejumlah desa di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman sudah kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman hanya akan mengandalkan sumur bor yang dibangun di tiga titik di wilayah Prambanan.
Kepala BPBD Sleman, Julisetiono Dwi Wasito mengungkapkan pihaknya memasang jaringan listrik di Dusun Jasem dan Grogol tahun ini. Pemasangan jaringan listrik tersebut agar warga dapat menggunakan pompa air untuk mengambil air dari sumur bor. Jaringan listrik tahun lalu juga sudah dipasang di Dusun Bleber, Desa Sumberejo, Prambanan.
"Kami akan optimalisasi sumur bor yang sudah dibuat di tiga sumber itu," ujarnya ditemui di kantor BPBD Sleman, Kamis (12/6).
Kekeringan di wilayah Prambanan, kata Juli mencakup empat desa yakni Wukirharjo, Gayamharjo, dan sebagian wilayah Desa Boko dan Sumberejo. Kekeringan di Wukirharjo dan Gayamharjo disebabkan topografi wilayah yang berupa perbukitan. "Kekeringan di daerah Prambanan terutama disebabkan kondisi alam dan sumber air kurang," ujar Juli.
Pengiriman air dinilai akan menjadi alternatif terakhir untuk mengatasi kekeringan di wilayah Prambanan. Penanggulangan kekeringan, ditegaskan Juli akan berprinsip pemberdayaan dan kearifan masyarakat. Dengan prinsip tersebut, masyarakat diminta mengelola air yang ada di wilayah setempat dengan bijak.
Di samping jaringan listrik dan sumur bor, jaringan pipa sudah diberikan ke wilayah langganan kekeringan. Juli menambahkan PDAM akan mengkaji sumber air tanah di wilayah Prambanan. "Kajian itu belum selesai sehingga belum diketahui sumur yang ada di sana bisa bertahan sampai berapa tahun," ungkap Juli.
Alternatif penanggulangan kekeringan di wilayah Prambanan juga sudah disampaikan Pemerintah Provinsi Yogyakarta. Juli mengaku pembuatan waduk sudah diwacanakan pemerintah provinsi untuk dibuat di wilayah perbukitan Prambanan. Namun, wacana tersebut belum ditindaklanjuti.