Kamis 12 Jun 2014 02:20 WIB

Mahasiswa AS Kagumi Toleransi Beragama di Indonesia

 Prambanan Temple (file photo)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Prambanan Temple (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa AS yang menjadi peserta "US-Indonesia Partnership Program" (USIPP 2014) mengagumi toleransi beragama di Indonesia, sedangkan mahasiswa Indonesia yang menjadi peserta program yang sama mengakui pandangannya tentang AS berubah.

"Saya sendiri hidup di negara bagian AS yang mayoritas Kristen, tapi saya terkesan negara yang mayoritas Muslim ini bisa hidup damai dengan pemeluk agama Hindu, Buddha, dan Kristen," kata mahasiswa University of Michigan, Abraham Rinck, di Surabaya, Rabu (12/6) petang.

Ditemui di sela-sela penyambutan 14 mahasiswa peserta USIPP 2014 di rumah dinas Konsul Jenderal AS di Surabaya Joaquin Monserrate, ia mengakui toleransi beragama itu dilihatnya sendiri di Yogyakarta yang memiliki Borobudur (Buddha) dan Prambanan (Hindu).

"Saya juga melihat antusiasme masyarakat terhadap proses demokrasi (pilpres) di sini yang lebih besar daripada di negara saya sendiri. Saya sempat bertemu dengan rombongan Jokowi di Yogyakarta (menjelang pertemuan Capres Jokowi dengan Sri Sultan)," katanya.

Namun, secara umum, dirinya menyaksikan Indonesia dan Amerika sebenarnya tidak banyak berbeda, bahkan perbedaannya mungkin tidak banyak, padahal keduanya berada di ujung dunia yang berbeda. "Saya senang, saya cocok dengan cuaca di sini," katanya.

Meski begitu, ia mengaku punya pengalaman yang tidak kalah menariknya ketika dirinya harus masuk rumah sakit di Yogyakarta. "Saya sempat masuk rumah sakit karena thypus," kata mahasiswa yang suka dengan kunjungannya ke Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya.

Pengalaman yang menarik juga diungkapkan mahasiswi semester 6 dari Prodi Bahasa Inggris di Universitas Indonesia (UI), Sisilana DM Poyk, yang berdarah Kupang (NTT) dan Klaten (Jateng) itu.

"USIPP itu program yang menarik, karena kita mengenal keberagaman AS dan AS mengenal keberagaman kita bukan dari buku atau cerita orang, tapi kita mengalami sendiri keberagaman yang ada dalam kehidupan secara langsung," katanya

Di Jatim, belasan mahasiswa itu akan melakukan serangkaian kunjungan hingga 16 Juni mendatang yakni ke Malang (Klenteng di Kawi), Pasuruan (Pesantren Al Yasini), dan Surabaya (Konjen AS, Taman Bacaan di Penjaringan, kelas spesial di Unair).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement