REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Frans Kongi mengatakan Jawa Tengah harus mewaspadai ancaman global mengingat yang dihadapi Indonesia bukan hanya pasar lokal tetapi juga global.
"Sekarang kan kita sudah bersaing di tingkat global artinya ancaman dari sisi global itu semacam apa harus kita ketahui," ujarnya di sela pelaksanaan survei daya saing yang dilaksanakan oleh Asia Competitive Institute di Semarang, Rabu (10/6).
Menurutnya dengan adanya survei daya saing tersebut pelaku usaha di Jateng menjadi tahu dan paham apa saja ancaman yang dihadapi selain itu sejauh mana kekuatan, kesempatan, dan kelemahan yang masih dihadapi oleh dunia usaha Jateng.
Frans mengatakan beberapa faktor yang disurvei di antaranya kesiapan SDM, potensi penanaman modal, proses pengurusan investasi, dan kesiapan infrastruktur. "Dari hasil survei 2013, Jawa Tengah menempati posisi kelima, kalah dari DKI Jakarta yang menempati posisi pertama, Kalimantan Timur kedua, Jatim ketiga, dan Jabar keempat," jelasnya.
Frans berharap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo merealisasikan programnya yang menjadikan tahun ini sebagai tahun infrastruktur, dengan demikian persiapan Jateng menghadapi pasar global menjadi lebih matang. "Harapan kami gubernur segera memperbaiki sarana infrastruktur di antaranya jalan-jalan rusak dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang," jelasnya.
Sejauh ini posisi Jateng yang menduduki peringkat kelima dari 33 provinsi di Indonesia menjadi satu hal yang harus ditingkatkan, menurutnya Jateng harus bisa bersaing dengan Jatim dan Jabar yang merupakan provinsi tetangga.
"Pada dasarnya Apindo sangat mendukung program ini karena dari hasil survei tersebut kami akan diberikan saran yang bertujuan memperkuat daya saing Jateng dalam menghadapi pasar lokal maupun global," jelasnya.