REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Presiden hasil pemilihan umum mendatang harus memprioritaskan percepatan reformasi struktural demi menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi, kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
"Itu (reformasi struktural) harus jadi prioritas," katanya usai menjadi pembicara di sebuah seminar di Padang, Senin.
Perry mengatakan, siapa pun pimpinan pemerintah mendatang ia harus melakukan kebijakan percepatan ekonomi struktural untuk meningkatkan kemampuan ekonomi nasional.
Melalui percepatan itu, katanya, investasi serta produksi dalam negeri akan meningkat, berkurangnya kebutuhan impor dan adanya nilai tambah dalam perekononian.
Selain itu, adanya peningkatan pembangunan infrastruktur sehingga konektivitas antardaerah terbentuk. Dengan percepatan reformasi struktural bidang fiskal dan moneter itu, optimalisasi sumber pembiayaan juga bisa meningkat, katanya.
Perry hanya tersenyum ketika ditanya apakah capres/cawapres mendatang sudah ada yang menjadikan reformasi struktural itu dalam visi dan misi mereka.
Sementara itu Gubernur BI Agus D W Martowardojo ketika membuka seminar itu mengatakan, selama satu hingga dua dekade terakhir, bisa dikatakan bahwa transisi Indonesia dari negara berpendapatan rendah menjadi negara berpendapatan menengah berlangsung relatif mudah karena besarnya anugrah sumber daya alam yang melimpah serta tenaga kerja murah.
Ke depan, katanya, bertransisi dengan cepat ke negara maju dalam mengentaskan kemiskinan dan menurunkan ketimpangan akan jauh lebih menantang.
"Kita dituntut untuk lebih menghargai sumber daya alam, membangun kehandalan di sektor industri, serta memperkuat kemampuan modal manusia, kata Gubernur BI.