REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Seorang anggota TNI-AD gadungan yang mengaku-ngaku berpangkat kopral, dan telah hampir setahun menjalankan aksinya di sekitar lokasi penambangan emas Pulau Buru, Maluku, kini tertangkap.
"Pelaku yang diketahui bernama La Pende ini diketahui tentara gadungan setelah kami menanyakan kartu anggota TNI-AD, kartu kartu tanda penduduk, asal kesatuan mana serta masuk TNI angkatan tahun berapa," kata Pratu Wahab Bahta, anggota Yonif Linud 733 Raeiders yang dihubungi dari Ambon, Senin (9/6).
La Pende mengaku berasal dari kesatuan Yonif 733 Raider dan berpangkat kopral dan masuk anggota TNI angkatan 2004.
Tetapi oknum tersebut tidak mampu menunjukkan kartu identitas dirinya sehingga makin memperkuat kecurigaan warga bersama Pratu Wahab yang melakukan interogasi.
Menurut Wahab, pelaku yang sudah hampir setahun berprofesi sebagai tentara gadungan ini menetap di rumah salah satu warga Unit 17, Kecamatan waeapo.
"Kebetulan saya pulang kampung untuk jenguk orang tua di Unit 17 dan mendapatkan laporan warga yang mencurigai keberadaan La Pende sehingga langsung menanyakan oknum tersebut," katanya.
Pelaku selama ini juga menetap di rumah seorang anggota Polri bernama Eko, namun mereka tidak mengetahui kalau La Pende hanyalah rakyat biasa yang menyamar sebagai anggota TNI.
Perbuatan seperti ini tentunya sangat merugikan institusi TNI, apalagi melakukan aksi pemalakan terhadap para penambang.
Seorang warga Kecamatan Waeapo, Ibrahim Wael mengatakan keberadaan tentara gadungan ini cukup meresahkan masyarakat karena mereka sering melakukan pemalakan terhadap para pekerja tambang emas.
"Oknum tentara gadungan ini akan digiring ke Polsek Waepo untuk diinterogasi dan mudah-mudahan dari mulut pelaku, bisa dikorek keterangan soal TNI gadungan lainnya di Pulau Buru," kata Ibrahim.