REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -— Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) rawan menjadi sasaran pelaku pengedar uang palsu 9upal). Tak hanya di Ibu Kota, keluhan menyangkut upal kerap terjadi di sejumlah SPBU.
Mudahnya SPU menjadi sasaran upal boleh jadi lantaran transaksi di SPBU relatif mudah. Apalagi para petugasnya tak dilengkapi dengan alat pendeteksi uang. Lebih dari itu, petugas layanan di SPBU dituntut bekerja cepat.
Beruntung, sejumlah SPBU di Kota/Kabupaten Sukabumi belum mengeluhkan peredaran uang palsu (upal). Hal ini terkait terbongkarnya pabrik pembuatan upal di Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi pada Kamis (5/6).
‘’Alhamdulillah belum ada,’’ ujar Wakil Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Sukabumi, Yudha Sukma Gara, kepada ROL Ahad (8/6). Hal ini didasarkan pantauan dan laporan yang disampaikan pengelola SPBU di Sukabumi.
Sebelumnya, Polres Sukabumi Kota menggerebek rumah di Desa Sukamaju Kecamatan Sukalarang, Sukabumi. Di dalam rumah tersebut ditemukan barang bukti upal pecahan Rp 100 ribu senilai Rp 2,2 miliar dan peralatan pembuat upal.Produksi upal tersebut diperkirakan beroperasi sejak 2013 lalu.
‘’Bila menemukan uang yang mencurigakan segera lapor polisi,’’ ujar Kapolres Sukabumi Kota AKBP Hari Santoso kepada wartawan. Laporan tersebut nantinya akan segera ditindaklanjuti petugas di lapangan.