Ahad 08 Jun 2014 13:59 WIB

Pemerinta Diminta Beri Kompensasi Kenaikan Tarif Listrik

Rep: meilani fauziah/ Red: Taufik Rachman
 Petugas mengecek kelistrikan di Gardu Induk PLN, Cawang, Jakarta, Selasa (29/4).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Petugas mengecek kelistrikan di Gardu Induk PLN, Cawang, Jakarta, Selasa (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Warga Tangerang, Tuty Hasibuan mengatakan tidak kaget jika tarif listrik naik. Namun pemerintah harus memberikan kompensasi kepada masyarakat. "Setahu saya memang akan dinaikkan bertahap sampai Desember. Kalau memang harus seperti itu tidak apa-apa, asal ada kompensasinya," kata dia kepada Republika, Ahad (8/6).

Timbal balik yang dimaksud misalnya pemerintah memastikan bahwa tidak sering mati listrik di lingkungan tempat ia tinggal. Jika listrik masih sering mati, maka akan memendekan umur peralatan rumah tangga seperti kulkas dan rice cooker.

Begitu pun jika pemerintah hendak menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Masyarakat menurut dia tidak akan keberatan jika kenaikan BBM diiringi langkah nyata perbaikan transportasi umum.

Ia mencontohkan apa yang terjadi di Amerika, dimana masyarakat sadar akan fungsi pajak yang mereka bayar. Pajak digunakan salah satunya untuk merawat fasilitas umum. "Jadi pemerintah bergegas memperbaiki, misalnya kalau ada jalan yang rusak. Masyarakat bisa marah jika perbaikan jalan itu ditunda-tunda," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement