Sabtu 07 Jun 2014 08:11 WIB

SBY Sebut 3 Sasaran Besar Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

Rep: aldian wahyu ramadhan/ Red: Muhammad Hafil
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan tiga sasaran besar dalam sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.

Yudhoyono merinci, pertama, pangan untuk rakyat Indonesia cukup dan bisa swasembada pangan serta ketahanan pangan yang kuat. Kedua, penghasilan para petani, nelayan, dan petani hutan semakin membaik seiring berjalannya waktu. ''Ketiga, rakyat bisa membeli makanan dengan harga terjangkau,'' kata dia saat memberi sambutan dalam acara Pekan Nasional Petani Nelayan ke-14 2014, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (7/6) sore.

Untuk mencapai tiga sasaran itu, Yudhoyono berkata, ada lima pihak yang harus bekerja keras. Pertama, pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Disebutkannya, kebijakan tepat, regulasi tepat, iklim yang tepat, iklim investasi dan usaha yang tepat. Regulasi harus bisa melindungi petani dan nelayan. Hal itu adalah tugas dan kewajiban pemerintah.

Kedua, kelompok pakar, peneliti, dan inovator dalam sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan harus terus berpikir bagaimana membuat produksi semakin tinggi. Ketiga, dunia usaha. Alasannya, agar apa yang dihasilkan dengan perdagangan yang adil juga bisa dikembangkan untuk kepentingan rakyat. ''Dunia usaha memerlukan keuntungan tapi ingat petani, nelayan, dan petani hutan juga perlu,'' jelas dia.

Keempat, lanjut dia, kelompok petani, nelayan, dan petani hutan harus tetap rajin, terus berproduksi, memiliki pengetahuan, menggunakan teknologi, dan mengetahui cara mengatasi hama. Demikian juga koperasi dan usaha yang dilakukan harus terus berkembang. Terakhir, masyarakat luas. Bumi sudah tidak berkembang dan tanah sudah tidak subur. Hal itu karena kesalahan manusia berabad-abad. Dia mendorong untuk bersikap tidak rakus, tidak boros, konsumsi pangan secukupnya. Artinya harus efisien dan memikirkan generasi ke depan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement