REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gebyar Pasar Tradisional 2014 yang digelar atas kerja sama antara Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta bersama paguyuban pedagang di 31 pasar tradisional ditargetkan mampu menaikkan jumlah pengunjung minimal lima persen.
"Harapannya, kenaikan pengunjung bisa mencapai tujuh persen atau minimal lima persen," kata Kepala Bidang Pengembangan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta Rudi Firdaus usai pembukaan Gebyar Pasar Tradisional 2014 di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, selalu ada kenaikan jumlah pengunjung setiap kali Gebyar Pasar Tradisional digelar. Kenaikan jumlah pengunjung tersebut tidak langsung dapat dirasakan saat gebyar pasar tradisional berlangsung, namun pada tahun berikutnya.
Saat ini, rata-rata jumlah pengunjung di 31 pasar tradisional di Kota Yogyakarta mencapai sekitar 61.000 orang per hari dengan total omzet mencapai Rp41 miliar per hari.
Pasar tradisional di Kota Yogyakarta dibagi dalam lima kelas. "Dampak peningkatan jumlah pengunjung dan omzet paling terlihat di pasar kelas tiga dan kelas empat," katanya.
Rudi menyebut, kegiatan gebyar pasar tradisional tersebut juga menjadi sarana edukasi kepada pedagang di pasar tradisional agar mengubah pola pikir sehingga tetap bisa bersaing dengan pasar modern yang semakin menjamur.
"Jangan segan-segan meniru kebiasaan di pasar modern. Misalnya saja memberikan pelayanan dengan ramah ke konsumen, atau pedagang berpenampilan rapi. Usahakan agar pengunjung merasa nyaman saat berada di pasar tradisional. Itu tantangan pedagang saat ini," kata Rudi.
Selain itu, lanjut Rudi, Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta juga memfasilitasi pedagang untuk memperoleh akses kredit dari perbankan.
"Sudah ada kesepakatan bersama dengan beberapa bank untuk memberikan kredit kepada pedagang. Banyak yang sudah mengaksesnya," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang membuka Gebyar Pasar Tradisional 2014 mengatakan, kegiatan yang sudah berlangsung untuk keempat kalinya tersebut dapat diteruskan pada tahun-tahun berikutnya.
"Penyelenggaraan kali ini sudah menginjak tahun keempat. Berarti akan ada penyelenggaraan pada tahun-tahun berikutnya. Pedagang harus bisa mengajak masyarakat untuk berbelanja ke pasar tradisional," katanya.
Haryadi juga mengingatkan kepada seluruh pedagang untuk tetap menjalankan slogan pasar tradisional yaitu "pasare resik, atine becik, rejekine apik, sing tuku ora kecelik" (pasarnya bersih, hatinya baik, rejekinya bagus, pembeli tidak kecewa).
"Kualitas pasar tradisional harus bisa terus dijaga dan ditingkatkan. Pasar tradisional juga menjadi bagian ketahanan ekonomi secara nasional," katanya.
Kegiatan Gebyar Pasar Tradisional 2014 digelar dengan sistem desentralisasi, yaitu membagi 31 pasar tradisional dalam delapan zona. Pembeli akan memperoleh kupon setelah berbelanja dengan nominal tertentu. Kupon tersebut akan diundi sesuai zona pasar.
Setiap zona memiliki hadiah sendiri dan waktu pengundian yang berbeda-beda. Namun demikian, hadiah utama di tiap zona akan diundi dalam waktu yang bersamaan yaitu saat puncak acara Gebyar Pasar Tradisional pada 7 Oktober. Salah satu hadiah utama yang diperebutkan adalah sepeda motor.