Jumat 06 Jun 2014 19:51 WIB

Pemprov Riau Programkan Pengembangan Sapi Ternak

Peternakan sapi (ilustrasi)
Foto: Antara
Peternakan sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pemerintah Provinsi Riau memrogramkan pengembangan sapi ternak karena memiliki peluang yang besar sebagai daerah penghasil sapi terbesar di Indonesia menyusul luasnya areal perkebunan kelapa sawit yang terdapat di daerah itu.

"Saat ini luas perkebunan di Riau mencapai 2,37 juta hektare, belum lagi dengan tanaman perkebunan karet dan hutan tanaman industri sagu yang dijadikan sampingan," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Riau Zailani Arif Syah di Pekanbaru, Jumat.

Besarnya potensi perkebunan di provinsi tersebut, menurutnya, akan mendukung dalam penyediaan pakan bagi ternak, sehingga para peternak tidak merasa kesulitan dalam mencari pakan untuk hewan peliharaan.

Daerah yang memiliki potensi dalam mengembangkan usaha ternak sapi seperti Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Indragiri Hilir.

"Luas lahan perkebunan sebesar 2,37 juta hektare itu, maka diperkirakan bisa dimanfaatkan untuk memberikan pakan ternak lebih kurang 1,75 juta ekor sapi atau cukup untuk memenuhi kebutuhan Riau sepanjang tahun," katanya.

Sedangkan daerah lain di Riau, lanjutnya, memiliki potensi ternak bisa diarahkan untuk pengembangan seperti ayam ras atau petelur yang sehari-hari dijual pedangang di pasar baik tradisional maupun modern serta tenak kambing.

"Untuk ternak unggas, tidak tergantung pada ketersediaan pakan. Tapi lebih diarahkan pada kemudahan akses pasar dan transportasi terutama lewat darat," ucapnya.

Pengembangan ternak unggas itu akan diarahkan pada kawasan perkotaan seperti di sekitar Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kota Dumai dan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan.

"Sebab di kawasan inilah akses pasar dan transportasinya lebih mudah," jelasnya.

Menteri Pertanian Suswono saat berkunjung ke Riau pada April 2014 mengatakan, pihaknya mendukung program yang telah dicanangkan di provinsi itu untuk meningkatkan kebutuhan ternak ruminansia (sapi dan kerbau) dengan memanfaatkan tanaman sawit.

"Total kebutuhan daging nasional 2014, sebesar 80 persen didatangkan dari dalam negeri. Riau memiliki potensi ini, sehingga diharapkan mampu mengembangkan integrasi sapi-sawit, sehingga pasokan sapi lokal tidak mengalami penurunan," katanya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), dimana jumlah populasi sapi di Indonesia menurun hingga 2 juta ekor tahun 2013 dan kini berjumlah 14 juta ekor, sehingga perlu ada upaya untuk mengembangkan jumlah populasi yang meningkatkan produksi sapi lokal.

"Ke depan, Riau dengan langkah strategis yang telah dibuat, maka pendekatan pengelolaan pengembangan integrasi melalui budidaya pembibitan dan pembesaran dapat diarahkan pada agribisnis. Konsep ini dapat dilakukan Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) secara terpadu," harapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement