REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pengelola bus Transmetro Pekanbaru, Riau, untuk sementara menangguhkan membuka koridor perbatasan dengan Kabupaten Kampar, Siak maupun Pelalawan.
"Kami belum mendapatkan penjelasan kapan hibah sebanyak 20 bus untuk dioperasikan, ini yang jadi persoalan," kata Dirut Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan Heri Susanto di Pekanbaru, Jumat.
Dia mengatakan sebagai pihak yang dipercayakan oleh Pemkot Pekanbaru dalam mengelola bus Transmetro, maka untuk koridor perbatasan belum dapat dioperasikan.
Heri menambahkan aparat Pemkot Pekanbaru melalui Dinas Perhubungan berencana menghibahkan 20 unit bus, namun saat ini dalam kondisi perbaikan.
Kendaraan yang dilengkapi pendingin ruangan (AC) itu rencananya dihibahkan dari pengelola lama yaitu Dinas Perhubungan ke PD Pembangunan.
Padahal Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT telah melakukan kerja sama dengan Pemkab Siak, Pelalawan dan Kampar menyangkut pelayanan bagi warga yang berada di perbatasan itu.
Dia mengatakan bila koridor perbatasan itu beroperasi, maka dapat melayani penumpang yang berada di Minas (Siak), Sei Kijang (Pelalawan) dan Rimbo Panjang (Kampar).
Pengelola kendaraan yang mirip dengan busway di Jakarta itu menerapkan tarif Rp3.000 bagi penumpang untuk semua koridor.
Selama ini pengelola telah mengoperasikan tujuh koridor diantaranya tujuan Rumbai, Panam, Pandau, Sungai Duku, Tampan, jalan Soekarno-Hatta.
Namun pihaknya saat ini masih fokus menangani trayek koridor dalam kota agar pelanggan dapat dilayani hingga ke tujuan untuk mengurus aneka keperluan.
"Bila memang bus yang ada hanya cukup untuk koridor dalam kota, mengapa harus memaksakan ke jalur lain," katanya.