REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengharapkan pembebasan visa yang tengah diupayakan dengan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara.
"Pasti, kita harapkan meningkat kunjungannya, karena visa salah satu faktor kenapa orang ingin bepergian karena enggak 'ribet', tinggal beli tiket dan angkat koper," kata Direktur Promosi Wisata Luar Negeri Kemenparekraf Nia Niscaya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (6/4).
Namun, Nia menilai pembebasan visa bukan satu-satunya faktor yang mendorong peningkatan kunjungan wisatawan, tetapi juga konektivitas, seperti mudahnya akses ke destinasi wisata.
"Kalau konektivitasnya sulit, juga turis enggak mau, pastinya buang waktu, lama di jalan," katanya.
Dia mengatakan harus ada koordinasi bukan hanya Kemenparekraf, tetapi juga Direktorat Jenderal Keimigrasian Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
"Ya paling tidak kalau pun masih diharuskan ada visa (di antara negara-negara anggota) OKI, dimudahkan lah untuk urusan imigrasinya, tidak perlu antre di bandara misalkan," katanya.
Dia menyebutkan kunjungan negara-negara Timur Tengah terus meningkat pada 2012-2013, meskipun visa belum dibebaskan, seperti Arab Saudi sebanyak 33,7 persen, Mesir 27,7 persen, Uni Emirat Arab 61,29 persen dan Bahrain 22,21 persen.
Nia menambahkan untuk Malaysia sendiri yang kini sudah dibebaskan visanya, kunjungan wisatawan naik 9,3 persen dari 2012 ke 2013. "Kita berharap jauh lebih dari itu," katanya.
Sebelumnya, Wamenparekraf Sapta Nirwandar juga mengatakan salah satu pembahasan dalam Forum Internasional Wisata Syariah (OIFIT) 2014, yakni terkait pembebasan wisata antara negara-negara OKI. "Pembebasan visa itu juga termasuk, karena ini sifatnya resiprokal (timbal balik) antara negara-negara OKI," katanya.
Namun, Sapta mengatakan akan mengupayakan pembebasan visa tersebut untuk kemudahan kunjungan wisatawan mancanegara. "Untuk saat ini belum, pasti kita akan ke sana (membahas lebih lanjut) karena pada umunya hanya visa 'on arrival' (visa kedatangan)," katanya.