REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini telah memiliki sebanyak 259 jenis produk pangan olahan bersertifikat halal, yang diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) di wilayah setempat.
"Kami (Pemprov NTB) terus berupaya memperbanyak produk pangan olahan bersertifikat halal, dan saat ini sudah ada 259 jenis, termasuk 20 jenis yang disertifikasi pada tahun 2014," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTB H Imam Maliki, di Mataram, Rabu (4/6).
Ia mengatakan sejak beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Provinsi NTB menekankan peningkatan industri olahan berbasis iptek, selain perluasan pembangunan ekonomi kreatif dan infrastruktur mantap berkelanjutan.
Tahun 2015 masih merupakan pelaksanaan fase ke-3 dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) NTB 2005-2025, sekaligus tahun kedua Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) NTB 2014-2018.
Sesuai RPJP NTB itu, pada fase ketiga konsentrasi pembangunan sudah akan dimulai ke arah industri kreatif dan perluasan pemasaran hasil, dan tidak lagi terpaku pada proses peningkatan produksi.
Hal itu pun, didasarkan pada pertimbangan hasil-hasil pembangunan dalam lima tahun terakhir ini, yang menggambarkan pencapaian target-target pembangunan baik aspek ekonomi, SDM, infrastruktur, maupun lingkungan hidup.
Salah satu aspek pembangunan yang akan terus dikembangkan mengarah kepada industri olahan seperti pembuatan aneka jajanan rumput laut, sertai olahan hasil ikutannya seperti sabun dan bahan kosmetik berbahan dasar rumput laut.
NTB memiliki produk khas olahan industri, namun harus diolah sedemikan rupa sehingga produk pangan, sabun dan bahan kosmetik itu cukup kompetitif dengan produk serupa dari daerah lain.
"Diupayakan setiap tahun ada penambahan jumlah produk pangan olahan yang bersertifikat halal, agar semakin banyak pilihan untuk wisatawan yang mengunjungi objek wisata kuliner di NTB," ujarnya.
Salah satu perusahaan besar yang beroperasi di wilayah NTB di bidang industri pangan olahan yakni PT Phoenix Mas, yang sudah mengelola sebanyak 800 kilogram rumput laut setiap hari, dari potensi olahan sekitar 1,5 ton setiap hari.
Bahkan, Phoenix Mas pernah meraih predikat terbaik pertama di tingkat nasional di bidang kemasan produk olahan pangan.
"Tentu, sudah banyak jenis produk pangan olahan yang dimiliki NTB, tinggal meningkatkan kualitas produk dan memperbaiki kemasannya, agar semakin diminati konsumen dari dalam negeri maupun luar negeri," ujar Imam.