Selasa 03 Jun 2014 23:36 WIB

Kisah 'Komik' Pak Dokter dari Lembah Baliem

Aksi sosial relawan BSMI di Perkampungan Walesi,Jayawijaya
Foto: Republika
Aksi sosial relawan BSMI di Perkampungan Walesi,Jayawijaya

REPUBLIKA.CO.ID, Dinginnya malam di Lembah Baliem menjadi lebih hangat. Kisah-kisah inspiratif yang lucu sekaligus ironis membuat suasana di Hotel Palemo, Wamena, menoreh kesan yang sulit dilupakan.

Pekan lalu, RoL berkesempatan berbincang dengan dokter-dokter pegawai tidak tetap (PTT) yang sedang dan pernah bertugas di pedalaman Pegunungan Tengah, Jayawijaya.

Dua dokter PTT, yakni dr Mukri Nasution dan dr Poby Kamendra mengisahkan bagaimana mereka menjalani tugas di pedalaman.  Kisah-kisah hasil interaksi para dokter dengan penduduk asli Pegunungan Tengah.

"Waktu penyuluhan KB (Keluarga Berencana) kita susah pakai simulasi,"ujar Mukri memulai cerita. Pancingan dokter yang sudah menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di RSUD Wamena tersebut pun langsung disambar dr Poby. Dokter lulusan Universitas Andalas yang sedang menjalani PTT di Distrik Bokondini.

Suatu hari, Poby melakukan penyuluhan KB sekaligus pencegahan untuk virus HIV/AIDS. Maklum, pola kehidupan rumah tangga yang tidak sehat membuat warga pribumi rentan untuk terkena penyakit mematikan tersebut. Banyak kasus perselingkuhan terjadi. Kasus HIV/AIDS di Pegunungan Tengah pun menoreh angka yang tinggi.

Seperti lazimnya penyuluhan, Poby pun menunjukkan bagaimana menggunakan kondom untuk menghindari virus dan kehamilan. Dia pun menggunakan beberapa analogi untuk dikenakan alat kontrasepsi. Seusai penyuluhan, para peserta pun pulang ke rumah masing-masing.

Selang beberapa pekan, seorang bapak mendatangi Poby dengan raut muka kesal. Dia memperkenalkan diri sebagai peserta yang pernah mengikuti penyuluhan KB. Bapak tersebut komplain karena istrinya sekarang sedang hamil. "Dokter, istri saya kok bisa hamil?" tanya bapak tersebut seperti ditirukan Poby.

Penasaran dengan komplain si bapak, dokter muda itu pun balik bertanya. "Bapak, bagaimana bapak pasang kondom?"ujar Poby. Bapak itu pun menunjukkan jempol kanannya sambil memberi tanda jika disitulah alat kontrasepsi yang diberikan dr Poby dipasang.

Kisah lain diceritakan dr Mukri. Suatu kali, dokter yang sempat bertugas di Yahukimo tersebut kedatangan pasien di RSUD Wamena. Pasien perempuan tersebut mengeluh karena suka demam.  Mukri kemudian memberi resep kepada ibu itu.

Dokter yang juga Ketua Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) cabang Jayawijaya  itu kemudian memberi pesan kepada pasien. "Mama, obatnya diminum hanya kalau panas ya,"ujarnya. Pesan sang dokter lantas dijawab dengan anggukan.

Setelah pamit, pasien itu kemudian berlalu. Hanya, belum sampai lima menit, dia kembali ke ruangan dokter dengan penasaran. "Kalau hujan obatnya bisa diminum, dok?" 

[removed][removed]

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement