REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur Anggoro Dwitjahyono menyebutkan nilai tukar petani di NTT pada Mei 2014 sebesar 99,90 atau meningkat 1,40 persen dibandingkan dengan NTP April.
"Peningkatan itu disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga serta keperluan produksi pertanian," katanya di Kupang, Selasa.
Dia juga menyebut peningkatan NTP itu dipengaruhi NTP masing-masing subsektor yang tercatat sebesar 98,50 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P), 97,26 untuk subsektor hortikultura (NTP-H), 98,17 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-R), 105,04 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 102,20 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi). Di daerah perdesaan terjadi deflasi pada Mei 2014 sebesar 0,33 persen.
"Subkelompok bahan makanan mengalami deflasi tertinggi disusul subkelompok makanan jadi dan subkelompok perumahan masing-masing sebesar 0,71 persen, 0,17 persen, dan 0,15 persen," katanya.
Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Mei 2014 dengan NTP April 2014, semua subsektor mengalami kenaikan, yakni subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor perkebunan rakyat, dan subsektor peternakan, serta subsektor perikanan.
Menurut Anggodo, NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan sebesar 1,58 persen.
Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani mengalami penurunan yaitu masing-masing naik sebesar 1,35 persen dan turun sebesar 0,22 persen.
Naiknya indeks yang diterima petani lebih dipengaruhi oleh peningkatan subkelompok padi sebesar 1,40 persen, sedangkan turunnya indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh penurunan indeks subkelompok konsumsi rumahtangga sebesar 0,35 persen.
"Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura naik sebesar 1,21 persen. Hal ini karena indeks yang diterima petani hanya naik sebesar 0,90 persen dan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,30 persen," katanya.
Peningkatan indeks diterima petani lebih dominan dipengaruhi oleh naiknya subkelompok sayur-sayuran sebesar 1,58 persen. Sementara penurunan yang terjadi pada indeks yang dibayar dipengaruhi oleh penurunan pada indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,37 persen.
NTP subsektor perkebunan rakyat mengalami peningkatan sebesar 1,41 persen.