REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Sejumlah warga di Kampung Citenjo dan Cimahi, Desa Cimahi, Kecamatan Campaka, Purwakarta, Jawa Barat, mengeluhkan soal polusi debu dari proyek pembangunan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Pasalnya, debu dari tanah merah tersebut mengotori dua perkampungan tersebut.
Kondisi itu diperparah bertepatan dengan musim kemarau seperti sekarang. Debu yang beterbangan menganggu pernapasan.
"Polusi udara sudah berlangsung lama. Sejak proyek Tol Cipamali melintasi dua kampung kami. Debu yang mengotori perkampungan berasal dari tanah sisa galian. Tanah merah itu diangkut oleh ratusan armada proyek yang setiap harinya hilir mudik," tutur Mistam Munawar (32 tahun), warga Kampung/Desa Cimahi, Senin (2/6).
Akibatnya, debu itu menganggu kesehatan warga. Jika sering terhirup, akan menyebabkan gangguan pernapasan.
"Apalagi buat anak-anak. Mereka sering bermain di pinggir jalan yang dilalui oleh armada proyek tersebut," ujar Mistam.
Warga lainnya, Nursanti (25 tahun), mengaku dipusingkan dengan lalu lalang armada proyek Tol Cipali. Mobilitas armada itu membuat rumah warga yang ada di pinggir jalan kotor tertutup debu dari tanah merah.
"Dalam sehari, saya harus menyapu dan mengepel rumah minimalnya lima kali. Ini nambah pekerjaan," ujarnya.
Warga berharap, permasalahan debu yang dikeluhkan ini segera ada solusinya. Kegiatan pembangunan infrastruktur tersebut jangan sampai merugikan warga sekitar.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPPJN) IV Kementerian Pekerjaan Umum, Bambang Hartadi, mengatakan, persoalan yang dihadapi warga Purwakarta itu masuk dalam tanggung jawab investor. "Kami (pemerintah) tidak berhubungan langsung dengan proyek tersebut. Jadi, kalau ada apa-apa silahkan hubungi pengembangnya," ujarnya.
Jalan Tol Cipali memiliki panjang 116 kilometer. Ini bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang akan menghubungkan Cikampek, Jakarta, Cileunyi, Bandung,Palimanan, Cirebon.