Senin 02 Jun 2014 19:26 WIB

Serangan Tikus Mengganas, Petani Cirebon Cemas

Petanis secara swadaya melakukan pembasmian hama tikus (ilustrasi).
Foto: m.today.co.id
Petanis secara swadaya melakukan pembasmian hama tikus (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para petani di daerah Pantura Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka, Jawa Barat, mengeluhkan serangan hama tikus.

"Serangan tikus kembali mengganas di lahan pertanian Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan, terpakas petani harus tanam ulang," kata Ujang salah seorang petani di perbatasan Cirebon-Majalengka, Senin (2/6).

Ia menambahkan, berbagai upaya telah dilakukan para petani mengatasi serangan tikus, tapi hama tersebut semakin mengganas menyerang tanaman padi usia dua minggu.

Batang dan daun kering karena dimakan tikus, kata dia, padahal modal untuk tanam padi cukup tinggi, selain itu di Kabupaten Majalengka kesulitan buruh tani.

Sementara itu Karsidi petani asal Indramayu mengaku, serangan tikus di Desa Singaraja, Balongan, Juntiyuat Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Merugikan petani, karena mereka harus tanam ulang.

Padahal perburuan tikus rutin petani lakukan, kata dia, ribuan tikus dapat dimusnahkan, namun jumlah mereka cukup banyak sehingga padi berusia kurang dari tiga Minggu menjadi sasaran tikus tersebut.

Mantan Kepala Desa Singaraja Kecamatan Indramayu Asep, mengatakan, ribuan tikus menyerang lahan pertanian didesanya luas kurang dari 300 hektare, namun yang rusak paling parah hanya delapan hektare sisanya masih dapat diselamatkan.

Dia menjelaskan, hama tikus sudah menjadi musuh petani karena sering lahan pertanian mereka terutama tanaman pasi muda hancur dan rusak akibat serangan tikus tersebut, sehingga menimbulkan kerugian cukup besar.

"Diperkirakan serangan hama tikus emakin mengganas setelah hewan pemangsa seperti ular sawah jumlahnya menurun sehingga populasi tikus tidak bisa dikendalikan,"katanya.

Dia menuturkan, pada tahun 1990 serangan hama tikus masih bisa dikendalikan hanya dengan diburu secara tradisional tikus tersebut sudah hilang, tidak perlu dengan obat kimia dan penyemprotan bahan bakar dicampur oli bekas kebatang tanaman padi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement