REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak memiliki persiapan khusus dalam menjalani tugas tambahan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta.
Terhitung mulai Senin, 2 Juni 2014, Basuki resmi menjabat sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo (Jokowi) yang telah non aktif sementara untuk mengikuti Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) tahun ini.
"Tidak ada persiapan apa-apa kok. Saya biasa-biasa saja. Dijalani saja," kata pria yang akrab disapa Ahok itu usai memimpin rapat pimpinan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin.
Meskipun telah mendapatkan kewajiban tambahan sebagai Plt Gubernur DKI, dia mengaku tidak akan ada yang berubah dari cara kerjanya. Dia mengatakan akan tetap melakukan rapat-rapat koordinasi seperti hari-hari biasanya.
"Biasa saja lah. Hari ini pimpin rapim juga biasa saja. Koordinasi kan harus dilakukan terus setiap hari. Jadi, tidak ada yang berubah. Semuanya seperti hari-hari biasa," ujar Ahok.
Dia menuturkan selama menjabat sebagai Plt Gubernur DKI, tidak akan ada yang berubah terkait program-program prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.
"Program-program tetap berjalan lah. Itu kan sudah kita susun bersama-sama. Yang paling penting, koordinasinya saja yang harus terus dilakukan," tutur Ahok.
Lebih jauh, dia mengakui satu-satunya penambahan yang terjadi dalam pekerjaannya, yakni terkait tugas penandatanganan surat-surat yang biasanya dilakukan oleh Jokowi.
"Yang berubah dari pekerjaan saya sekarang ya paling-paling mengenai tanda tangan saja. Sekarang dokumen, surat yang harus ditandandatangi makin banyak," ungkap Ahok.
Jokowi telah resmi diberhentikan atau di-nonaktifkan sebagai Gubernur DKI Jakarta per tanggal 1 Juni hingga dilakukannya penetapan pemenang Pemilu Capres-Cawapres periode 2014-2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).