REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, sepertinya tak kenal jenuh memperjuangkan 1 Juni, Hari Lahir Pancasila ditetapkan sebagai hari besar nasional. ''Sudah selama 19 tahun memperjuangan hari lahir Pancasila sebagai hari besar nasional. Namun, hingga kini pemerintah pusat belum juga menyetujui,'' kata Walikota Solo, Hadi Rudyatmo, usai mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila di halaman Balikota, Ahad (1/6).
Walikota terus memperjuangkan 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Dan, 1 Juni sebagai hari besar nasional yang harus diperingati.
Menurut Rudy, panggilan akrab Walikota, pihaknya telah berulang kali mengirim surat kepada pemerintah pusat. Namun, hingga kini belum ada jawaban. Meski belum ada jawaban, diakui terdapat sejumlah perubahan di pemerintah pusat terkait peringatan 1 Juni.
''Belum ada jawaban, tetapi ada perhatian. Perubahan itu yakni adanya Sidang MPR yang menyampaikan peringatan pidato Bung Karno. Kemudian, lahirnya 4 pilar berbangsa dan bernegara itu salah satu penguat dan informasi yang saya dapatkan tahun ini ada peringatan Hari Lahir Pancasila," paparnya.
Sepengetahuan Rudy, baru Solo yang memperingati Hari Lahir Pancasila secara rutin. Sedangkan secara kepartaian. PDI Perjuangan selalu memperingati 1 Juni, karena itu merupakan ideologi partai.