REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG –- Warga Kota Bandung merespons baik rencana Waki Kota Bandung, Ridwan Kamil yang akan menggelar operasi pasar (OP). OP dilakukan menyusul mulai melonjaknya sejumlah harga sembilan bahan pokok (sembako) di beberapa kota tak terkecuali Kota Bandung. OP dimaksud, sedianya dilakukan menjelang Ramadhan.
Ny Murtinih (52 tahun) warga Gede Bage mengaku, dirinya berharap OP sesegera mungkin digelar. Dia beralasan, setiap kali menjelang bulan puasa harga sembako melonjak tinggi, walaupun saat ini belum ada kenaikan. “Apalagi kalau mau lebaran bisa dua kali lipat, makanya Operasi Pasar itu sangat membantu,” harap Murtinih, Ahad (1/6).
Menurut Murtinih kenaikan harga biasanya terjadi pada cabe dan daging, kenaikannya bertahap, mulai dari 20-80 persen. Murtinih sendiri tidak tahu apa penyebab kenaikan tersebut. Hal tersebut berdasarkan pengelamannya di Ramadhan tahun kemarin. Hal yang sama juga diutarakan oleh Puspita (26), ia sangat mengapresiasi rencana wali kota tersebut. Namun ia berharap apa yang dapa yang direnacanakan oleh wali kota dapat direalisasikan dengan baik. Sebab dengan Operasi Pasar masyarakat bisa menghemat biaya belanja sekitar 30 persen.
Hanya saja, kata Puspita, agar penyelenggaraan Operasi Pasar dipantau dengan benar. Sebab menurut ibu satu anak ini, OP rawan kecurangan. Lantaran banyak yang tidak tepat sasaran. “Jangan sampai nanti pembeli Operasi Pasar orang-orang mampu,” papar Puspita.
Puspita juga mengusulkan Operasi Pasar tidak dilakukan di pasar, melainkan di pemukiman warga, yang mayoritas kurang mampu. Sehingga hal tersebut dapat meminimalisir kecurangan yang lakukan olek oknum saat Operasi Pasar.
Terkait dengan rencana OP tersebut, Roni (36) salah satu pedangang sembako mengaku tidak terbebani. Sebab hal itu tidak akan berpengaruh tehadap penjualannya. Apalagi menjelang Ramadhan pasti daya konsumsi masyarakat meningkat.
Ia mengnaku sangat mendukung OP, agar warga yang kurang mampu dapat berbelanja sesuai kebutuhan. “ Lagian Operasi Pasar kan gak setiap saat,” kata Roni.